JAKARTA. Beberapa perusahaan yang segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pantas ketar-ketir. Sebab, tren pasar modal Indonesia sedang memburuk. Ini ditandai oleh melorotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi tersebut dikhawatirkan bakal memberikan pukulan pertama pada saham-saham pendatang baru. Melempemnya pendatang baru ini setidaknya terlihat dari performa saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). Di penutupan perdagangan hari pertamanya kemarin, DSNG ditutup hanya naik 1,08% ke level Rp 1.870 per saham. Kenaikan ini juga lebih didorong
technical rebound IHSG yang kemarin naik 3,32% menjadi 4.760,74.
Andrew Argado, Analis E-Trading Securities menuturkan, performa saham DSNG memang agak berat seiring prospek industrinya. Sebagai produsen minya sawit mentah alias
crude palm oil (CPO), DSNG bakal ikut terkena sentimen negatif karena pelemahan industri bersangkutan. Kondisi itu membuat daya tarik saham ini di mata investor berkurang. Investor masih diliputi cemas untuk masuk ke saham-saham sektor komoditas. Ini memang tercermin dari keputusan DSNG mengurangi porsi saham yang dilepas ke publik dalam penawaran perdana atau
initial public offering (IPO). DSNG hanya melepas 275 juta saham atau setara 11,72%. Sebelumnya, DSNG berharap melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham ke publik atau setara 21,32% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Toh, Ferry Budiman Tanja, Direktur Utama Ciptadana Securities menyatakan, penurunan jumlah saham yang dilepas dalam IPO tersebut lebih merupakan strategi dari penjamin emisi. Ciptadana ingin membuat saham DSNG kelebihan permintaan (
oversubscribed). "Ini agar permintaan di
secondary market juga terjaga," kata Ferry, di Jakarta, Jumat (14/6). Selama masa penawaran dari 7-10 Juni 2013, DSNG memang mengalami
oversubscribed 1,8 kali. Kendati sentimen saham sektor CPO sedang buruk, DSNG tetap fokus melakukan ekspansi. Tahun ini, DSNG menganggarkan belanja modal atau
capital expenditure (
capex) senilai US$ 90 juta. Ini merupakan bagian dari anggaran ekspansi hingga 2015 yang dipatok senilai US$ 270 juta. Abdrianto Oetomo, Wakil Direktur Utama DSNG mengatakan, capex tersebut akan digunakan untuk penanaman Tandan Buah Segar (TBS) atau bibit kelapa sawit di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Dana ini juga akan digunakan untuk pembangunan dua pabrik baru di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi CPO sebanyak 60 ton per jam. Pembangunan pabrik baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi dan penjualan CPO.
Sepanjang 2012, volume penjualan DSNG mencapai 252.000 ton. Jumlah ini diharapkan bakal meningkat menjadi 320.000-330.000 ton CPO di 2013. Sumber dana capex berasal dari hasil IPO dan pinjaman perbankan. "Sekitar US$ 54 juta dari IPO dan sisanya dari pinjaman perbankan, semuanya akan digunakan untuk pembangunan pabrik dan penanaman bibit baru," kata Abdrianto. Selain DSNG, perusahaan lain yang bakal melantai di BEI adalah PT Multipolar Technology. PT Bank National Nobu. Andrew bilang, kondisi pasar yang sedang bearish sebenarnya tidak masalah untuk melakukan IPO. Sebab, daya tarik saham IPO lebih ditentutkan oleh valuasi dan prospek bisnis dari setiap perusahaan tersebut. "Kalau valuasinya tepat dan industrinya bagus, publik juga akan tertarik," jelas Andrew. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yuwono Triatmodjo