Mengukur panjang efek positif Jalan Tol WSKT



JAKARTA. Kinerja PT Waskita Karya Tbk masih berpotensi menanjak sampai akhir tahun. Emiten pelat merah ini terus menggenjot bisnis jalan tol melalui salah satu anak usahanya, PT Waskita Toll Road. Emiten dengan kode saham WSKT tersebut menyuntikkan modal segar ke beberapa proyek jalan tol.

Waskita membentuk anak usaha PT Tol Teluk Balikpapan untuk menggarap pembangunan jalan tol atas laut yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Proyek jalan tol sepanjang 6,4 kilometer (km) ini diperkirakan menelan investasi Rp 5,2 triliun.

WSKT akan menggenggam 60% saham Tol Teluk Balikpapan. WSKT menyetor modal Rp 12 miliar dari total modal disetor Rp 20 miliar. Waskita juga akan menggandeng pemerintah daerah Balikpapan dan Penajam Paser Utara untuk menggarap proyek.


Proyek ini masih memproses perizinan amdal dan penetapan lokasi. Selain jalan tol Balikpapan, Waskita juga menyuntikkan modal ke Rp 18 miliar untuk proyek jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT). Lalu ada proyek jalan tol Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 km yang mendapatkan modal Rp 48,17 miliar.

Terakhir proyek Solo-Ngawi 90,1 km dengan modal Rp 47,29 miliar. Maxi Liesyaputra, analis BNI Securities, berpendapat sentimen negatif bagi Waskita adalah akuisisi lahan. "Pembebasan lahan bisa jadi penghambat WSKT untuk menjalankan proyek jalan tolnya," kata Maxi.

Memang pemerintah bisa membantu soal lahan tersebut, tetapi kalau prosesnya tidak lancar otomatis akan jadi hambatan. Franky Riyandi Rivan, analis Daewoo Securities, melihat, ada sisi positif dan negatif dari proyek jalan tol WSKT.

Menurut Franky, jika Waskita hanya sebagai pemegang konsesi proyek, prospeknya akan bagus. "Jika dia sebagai kontraktor di jalan tol saya pesimistis," kata Franky kepada KONTAN, Senin (26/9).

Belanja Waskita di tahun ini sudah cukup banyak yang mengakibatkan net gearing ratio-nya tinggi. Waskita terbantu dengan adanya initial public offering (IPO) PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) pekan lalu. WSBP memperoleh dana Rp 5,16 triliun.

WSKT juga akan melelang 10% saham Waskita Toll Road. "Di akhir tahun net gearing-nya mungkin bisa sedikit berkurang," jelas Franky.

Kepala Riset Buana Capital Suria Dharma mengatakan, IPO WSBP bisa membantu sisi pendanaan dan aliran kas Waskita. Suria menambahkan, kinerja Waskita masih yang paling bagus di antara kompetitornya.

Delapan bulan pertama tahun ini, Waskita mengantongi kontrak baru Rp 50 triliun. "Dengan pencapaian yang bagus, saya optimistis Waskita bisa memenuhi target kontrak baru," ujar Suria.

Sampai akhir tahun, Suria memproyeksi, WSKT bisa mengantongi pendapatan Rp 24,3 triliun dan laba bersih Rp 1,68 triliun. Keunggulan Waskita dibanding kompetitornya, seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI), adalah memiliki margin tinggi dan pertumbuhan yang positif.

Maxi dan analis CIMB Securities Aurelia Amanda Barus sama-sama merekomendasikan beli saham WSKT, dengan target harga Rp 3.150 per saham. Suria Dharma juga merekomendasikan beli WSKT dengan target harga Rp 3.800 per saham. Kemarin (26/9), harga WKST Rp 2.650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto