Mengukur Peluang Investasi Properti di Kawasan Kota Mandiri Terintegrasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan kota mandiri yang terintegrasi menjadi salah satu tren utama dalam industri properti di Tanah Air. Hal ini sejalan dengan semakin tingginya animo masyarakat untuk memiliki hunian di lingkungan yang menyediakan fasilitas gaya hidup yang lengkap, sarana transportasi yang memadai, dan aktivitas ekonomi yang bagus.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menjelaskan bahwa konsep pengembangan perkotaan terintegrasi yang ideal harus mengandung unsur yang ia namai dengan istilah Mentari, yakni menarik, tangguh, dan lestari.

Hal itu penting karena membangun kota bukan hanya sebatas membangun fisik, tetapi juga membangun peradaban. Menurutnya, pengembang harus memperhatikan tiga unsur tadi dalam membangun sebuah kota mandiri. “Kota harus menawarkan daya tarik kekinian dengan menghadirkan kota yang memiliki kemudahan akses, fasilitas publik yang bagus, dan punya populasi yang besar,” jelasnya, Selasa (6/7).


Unsur tangguh, kata dia, ditunjukkan dengan penghuni yang bisa mengakses berbagai fasilitas di kawasan hanya dengan berjalan kaki maksimal 10-15 menit. Oleh karena itu, pengembang harus membangun tempat berjalan kaki yang memadai dengan taman-taman teduh atau menyediakan kendaraan ramah lingkungan.

Baca Juga: Populasi Jadi Kunci Utama Keberhasilan Proyek Properti Skala Kota

Sementara unsur lestari, pengembang harus memastikan produk yang dijual berkelanjutan, apalagi jika pasar yang disasar kelas atas. Menurut Nirwono, hal ini penting karena anak-anak muda saat ini sudah semakin memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan dalam membeli produk.

“Selain itu, perbankan saat ini juga dituntut memberikan kredit dan laporan ESG. Jadi, bank akan sulit memberikan pembiayaan kepada pengembang yang tidak mengedepankan ESG,” ujar Nirwono.

Ia melihat saat ini sudah ada beberapa kawasan yang mengembangkan properti terintegrasi di koridor barat Jakarta yang menawarkan unsur Mentari, seperti kawasan Gading Serpong yang dikembangkan Paramount Land.

Menurutnya, Kawasan Gading Serpong memiliki banyak keunggulan dan potensi yang besar untuk digarap. Pertama, memiliki infrastruktur yang baik, yakni dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta.

Kedua, berada di kawasan dengan populasi yang sangat besar. Nirwono bilang, kawasan Tangerang Kota, Tangerang Selatan, dan Tangerang Kabupaten (3T) saat ini sudah memiliki penduduk sekitar 5 juta dan jumlah ini akan terus bertambah. “Ini potensi yang besar kalau dioptimalkan. Kuncinya, pengembang satu kawasan harus bisa melakukan diferensiasi dengan yang lain,” imbuhnya.

Kawasan 3T ini juga akan ditunjang dengan rencana pembangunan keberadaan jalan tol lingkar luar (JORR 3) yang akan menyambung koridor barat dan koridor timur termasuk melewati Gading Serpong. Pembebasan lahan JORR 3 akan mulai dilakukan pada 2025 mendatang.

Baca Juga: Dorong Pembangunan 3 Juta Rumah, Rei Dorong Pembentukan Kementerian Perumahan

Sementara itu, M. Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land mengatakan, tren baru produk ritel atau komersial saat ini berfokus pada komunitas dan mixed-use. Integrasi ruang hunian, hiburan, dan rekreasi terlihat.

Menurutnya, hal itu didorong oleh ekspektasi orang-orang kota yang menginginkan pengalaman berbelanja di pusat komersial yang didesain rileks melalui konsep green, spot-spot nyaman untuk berdiskusi, dan cocok untuk sekedar slow healing dibandingkan pusat perbelanjaan yang dirancang bertingkat-tingkat.

“Kota Gading Serpong kini sukses bertumbuh menjadi kota favorit masyarakat untuk tinggal, berbisnis, dan berinvestasi. Dengan basis ekonomi industri kreatif, perdagangan, dan jasa, kawasan Gading Serpong telah bertransformasi menjadi sebuah destinasi berskala regional,” kata Nawawi.

Luncurkan District Baru di Gading Serpong

Untuk melanjutkan pengembangan kota mandiri yang terintegrasi, Paramount Land terus melakukan pengembangan di Gading Serpong, baik dari fasilitas infrastruktur maupun produk-produk properti yang menjawab kebutuhan terkini.

Terbaru, Paramount Land mengembangkan satu kawasan baru di Gading Serpong di lahan seluas 40 ha yang diberi nama Pasadena Central District. Distrik baru ini dikembangkan setelah perusahaan sukses membangun Manhattan District seluas 22 ha.

“Pasadena Central District hadir sebagai City within a City yang dirancang sebagai proyek mixed-use di mana penghuni dapat memenuhi kebutuhan hariannya hanya dalam waktu sekitar 10 menit,” jelas Nawawi.

Pasadena Central District dirancang menghadirkan produk yang saling terintegrasi, di antaranya klaster hunian, ruko, kavling komersial, studio loft, dan pedestrian. Sekitar 17 ha dari lahan distrik ini akan dikembangkan menjadi klaster hunian.

Baca Juga: Metropolitan Land Luncurkan Hunian Anyar Puri Junction di Kawasan Tangerang

Nawawi bilang, hunian yang ditawarkan akan menyasar segmen premium dengan harga mulai Rp 2,5 miliar hingga Rp 13 miliar. Paramount Land telah meluncurkan klaster baru Pasadena Central bertajuk Grand Pasadena Village sebanyak 121 unit yang dipasarkan secara bertahap. Tahap pertama, disiapkan sebanyak 30 unit.

Norman Daulay, Direktur Paramount Land mengatakan, pihaknya memproyeksikan Pasadena Central District ini akan menjadi sebuah kawasan komersial dan residensial yang lengkap dengan penataan terpadu dan interaktif.

“Captive market di kawasan ini juga sudah terbentuk, sudah ada market sehingga calon pebisnis tinggal mencari jenis bisnis yang cocok untuk dikembangkan di sini. Lebih dari itu, kesuksesan pengembangan proyek komersial dan residensial Paramount Land sudah terbukti,” tutur Norman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk