Mengukur Profitabilitas dan Potensi Dividen Blibli (BELI) menjelang IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera kedatangan satu lagi perusahaan kategori unicorn. Adalah PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli yang telah memulai penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Merujuk prospektus, perusahaan yang akan menggunakan kode saham BELI ini menawarkan sebanyak-banyaknya 17,77 miliar atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.

Dalam IPO ini, saham Blibli ditawarkan dengan rentang harga Rp 410 - Rp 460 untuk setiap sahamnya. Dus, Blibli berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 8,17 triliun dari aksi korporasi ini.


Baca Juga: Ditjen Pajak Matangkan Mekanisme E-Commerce Lokal Jadi Pemungut Pajak

BELI berencana menggunakan sebagian dana dari penawaran umum saham untuk membayar utang senilai Rp5,5 triliun. Sisanya untuk modal kerja kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.

Modal kerja akan dimanfaatkan untuk optimalisasi penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional (termasuk biaya pemeliharaan atau beban operasional lainnya), serta penambahan fasilitas pendukung usaha termasuk pemutakhiran teknologi.

Chief Financial Officer & Co-Founder Blibli, Hendry menuturkan, sebagian dana IPO senilai Rp5,5 triliun akan digunakan untuk fasilitas revolving loan. Pinjaman ini merupakan bagian dari proses bisnis yang normal (ordinary course of business) untuk modal kerja.

“Dana IPO memang dialokasikan untuk mendukung kegiatan utama perusahaan dan anak usaha juga, tiket.com," kata Hendry, Kamis (27/10).

Kata Hendry, penggunaan dana IPO ini juga digunakan Blibli untuk mengembangkan ekosistem omnichannel bersama tiket.com dan Ranch Market.

Rasio solvabilitas BELI mencatatkan kinerja cukup sehat. Hal ini terefleksi pada rasio utang terhadap aset  atau debt to asset ratio (DAR) sebesar 0,45 kali.

Baca Juga: Usung Model Bisnis Berbeda, IPO BELI Dinilai Punya Prospek Jangka Panjang

Editor: Yudho Winarto