Mengukur prospek dan valuasi saham PGAS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) masih diguyur sentimen positif. Indikasinya, sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), harga saham emiten distributor gas pelat merah ini sudah melonjak sampai 37,14%.

Memang, dalam tiga hari terakhir, saham PGAS menyusut 8% menjadi Rp 2.400 per saham. Namun, kondisi ini tak mengubah outlook analis terhadap prospek positif bisnis BUMN itu.

Ada sejumlah isu yang turut mengerek harga saham PGAS. Faktor paling dominan: rencana holding BUMN di sektor energi. Salah satu skemanya, PGAS akan merger dengan PT Pertagas, anak usaha PT Pertamina.


Selain itu, Pengadilan Negeri Jakarta Barat pekan lalu membatalkan putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menyatakan PGAS bersalah karena praktik monopoli penjualan gas bumi di Medan, Sumatra Utara. Putusan ini tentu jadi sentimen positif bagi PGAS.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji, menyatakan, pembentukan holding BUMN migas bisa membuat PGAS lebih efisien. Secara teknikal, saham PGAS pada weekly chart terlihat pola white opening bozu candle yang mengindikasikan potensi stimulus beli. Dia merekomendasikan buy, dengan target jangka panjang Rp 2.940 per saham. "Jangka panjang ini, dengan batas waktu maksimal satu tahun," terangnya.

Tahun ini, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio, menyebutkan, saham PGAS telah menyentuh level tertinggi Rp 2.810 per saham. Kenaikan itu merespons kabar merger dengan Pertagas. "Fundamental menjadi menarik setelah berjalan setahun, dimana pembentukan holding saat ini masih dalam proses restu DPR," kata dia.

Bertoni menilai, PGAS masih memiliki potensi menguat. Pelaku pasar menanti publikasi laporan keuangan 2017 dan kuartal I 2018. Saat ini, dia merekomendasikan wait and see saham PGAS hingga level harga Rp 2.120. Sementara target harga PGAS di kisaran Rp 2.810. "Jika ingin upside lebih besar 13,63%, lebih baik beli pada harga Rp 2.200," tambah dia.

Sudah premium

Harga PGAS kemarin Rp 2.400 per saham. Nafan menyarankan, investor akumulasi beli di area Rp 2.340 hingga Rp 2.400, dengan target harga secara bertahap di level Rp 2.560, Rp 2.670, Rp 2.860 dan Rp 2.940. Lalu, level support di Rp 2.340 dan Rp 2.270.

Harga PGAS saat ini cukup premium. Nafan menilai pelemahan harganya belakangan juga koreksi sehat. Dia menyarankan, momentum ini bisa untuk akumulasi beli. "Masih ada potensi pertumbuhan," ujarnya.

Meski demikian, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, secara teknikal, PGAS dalam minor tren saat ini, mengarah ke level MA20 sebagai next support. MACD death cross juga menandakan terjadi sinyal sell ke depan. Ia justru menyarankan cut loss PGAS pada level Rp 2.200. "Saat ini, next support PGAS di level Rp 2.260. Tren bearish untuk PGAS di jangka pendek menengah," sebutnya.

Rekomendasi itu untuk jangka pendek menengah, dengan waktu sekitar dua pekan hingga satu bulan. Aditya juga mencermati fundamental PGAS. Emiten ini sejak 2013 selalu mencatatkan penurunan laba bersih. "Untuk saat ini kinerjanya masih dipantau. Jika ada lonjakan pada kategori distribusi gas bumi ke depan, maka angka laba bersih akan membaik," tambah dia.

Kini, valuasi PGAS terbilang premium. Price to earning ratio (PER) PGAS yakni 25,69 kali. "Kalau EPS membaik, PER akan terdiskon lagi," kata Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini