Mengukur prospek IPO anak usaha BUMN



JAKARTA. Tahun depan diprediksi menjadi tahun initial public offering (IPO) anak usaha BUMN. Menarik memang, karena anak usaha BUMN seharusnya sudah memiliki prospek yang menarik.

"Tapi, akan lebih menarik kalo calon emiten itu memiliki segmen usaha yang fokus," ujar analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya kepada KONTAN akhir pekan lalu, Jumat (9/9).

Contoh, PT PP Properti Tbk (PPRO). Sejauh ini, kinerja saham PPRO menang terus menanjak. Dari semula hanya Rp 185 per saham saat listing tahun lalu, namun harganya saat ini sudah berada pada level Rp 1.010 per saham.


Terlepas dari posisi saham perseroan yang dicatat pada papan pengembangan, namun menurut William, investor melihat PPRO cukup menarik. Sebab, PPRO fokus pada segmen middle dimana segmen ini memiliki sasaran yang paling empuk.

"PPRO tahu apa yang sedang dikerjakan, proyeknya jelas, areanya jelas, segmennya jelas. Beda dengan pemain lain yang segmennya cenderung melebar, middle low atau middle high," jelas William.

Ia menambahkan, performa PPRO sejauh ini sudah terbukti membawa sentimen menariknya prospek saham anak usaha BUMN. Dalam waktu dekat, ada calon emiten baru yang juga difavoritkan, yakni PT Waskita Beton Precast (WBP).

Namun, menurut William, ada sejumlah hal yang sekiranya menjadi batasan bagi WBP, khususnya soal pangsa pasar. Sebab, PT Wika Beton Tbk (WTON) sejauh ini sudah terlanjur menguasai pasar tersebut, khususnya dari sisi inovasi.

Terkait target harga, William bilang level harga PPRO saat ini sudah melewati targetnya, Rp 1.000 per saham. "Ini artinya, saat ini perlu melihat PPRO untuk jangka panjang, lihat realisasi proyek-proyeknya tahun depan," imbuhnya.

Editor: Yudho Winarto