Mengukur return emiten produsen kabel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten industri kabel diprediksi masih positif pada tahun ini. Sektor ini masih akan ditopang oleh program listrik 35.000 megawatt (MW).

Hal tersebut sekaligus menjadi stimulus bagi pergerakan harga saham emiten kabel. Achmad Yaki, analis BCA Sekuritas, mengatakan, pembangunan jaringan listrik 35.000 MW masih akan berlanjut. "Sektor ini masih menarik, karena demand cukup tinggi," kata Achmad kepada Kontan.co.id, Senin (19/2).

Tapi, harga komoditas tembaga cenderung meningkat. Hal ini berpotensi membebani biaya produksi perusahaan. "Nilai tukar dollar AS juga mempengaruhi harga komoditas," ujar Achmad. 


Dia menilai, berdasarkan valuasi saham, ada tiga emiten yang menarik untuk diperhatikan. Di antaranya PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI), PT Voksel Electric Tbk (VOKS), dan PT Jembo Cable Company Tbk (JECC). Ketiganya memiliki price to earning ratio (PER) di bawah delapan kali dan return on assets (ROA) di atas 16%.

Tapi menurut dia, saham VOKS dan JECC, memiliki volume kecil. "Jadi, untuk trading, KBLI bisa menjadi pilihan," kata Achmad.

Namun, Bertoni Rio, analis senior Anugerah Sekuritas Indonesia, memprediksi, bisnis penjualan kabel cenderung stagnan. Penjualan kabel masih akan ditopang oleh penjualan pemasangan kabel di properti instalasi listrik.

Sentimen yang bisa mendorong kinerja emiten kabel diantaranya adanya permintaan kabel dari perusahaan BUMN, supplier PLN, supplier pembangunan properti infrastruktur dari pemerintah, juga adanya program kerjasama dengan kawasan pariwisata.

Bertoni menyarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham emiten kabel. Ia merekomendasikan buy KBLI dengan target harga Rp 725. "Likuiditas KBLI lebih baik dan mampu mencetak laba bersih yang solid, emiten ini sudah cetak laba positif," kata dia.

Sedangkan Achmad merekomendasikan buy KBLI dengan target harga terdekat pada Rp 560-Rp 640. Ia juga merekomendasikan buy VOKS dengan target Rp 296, jika bisa break Rp 268.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati