Mengulik kinerja Bumi Serpong Damai di kuartal satu 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pengembangan real estate. Perusahaan ini terkenal mengembangkan kawasan BSD City. 

Di tengah tekanan pandemi Covid-19, tentu para pengembang berupaya untuk mempertahankan kelangsungan usaha di sektor properti. Termasuk juga BSDE.

Pada kuartal pertama lalu, pendapatan BSDE turun 8,2% YoY menjadi Rp 1,5 triliun. Sedangkan secara kuartalan, pendapatan telah turun hingga 57,1%.


Penurunan ini disebabkan oleh pelemahan pendapatan pada seluruh segmen bisnis, meliputi penjualan  tanah, bangunan dan strata title sebesar Rp 1,1 triliun, atau turun 4,17% YoY. Jumlah ini setara dengan 76,4% dari total pendapatan. 

BSDE – Rp Miliar Kuartal Pertama 2020 Kuartal Pertama 2019 YoY
Pendapatan 1.496 1.630 -8,2%
Laba Kotor 1.043 1.223 -14,7%
Laba Operasi 507 699 -27,5%
Laba Bersih 260 618 -58,0%
EPS – US$ 13,5 32,1  
BVPS – US$ 1.444,4 1.393,3  
Kas 10.420 7.585  
Utang berbunga 20.056 13.574  
Ekuitas 32.184 31.107  
Net gearing 0,30 0,19  
BSDE – Rp Miliar Kuartal Pertama 2020 Kuartal Empat 2019 QoQ
Pendapatan 1.496 3.484 -57,1%
Laba Kotor 1.043 2.420 -56,9%
Laba Operasi 507 1.048 -51,7%
Laba Bersih 260 699 -62,8%
Laba bersih BSDE turun menjadi Rp 259,6 miliar (-62,8% QoQ; -58,9% YoY). Penurunan ini diakibatkan adanya beban bunga - diskonto penjualan yang baru muncul pada kuartal pertama 2020, sebesar Rp 115,1 miliar. 

Selain itu terjadi penurunan laba bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 91,6% YoY menjadi Rp 7,6 miliar. Salah satunya pada PT Plaza Indonesia Mandiri yang mencatatkan kerugian sebesar Rp 22,5 miliar. 

Sementara neraca meningkat 47,8% YoY menjadi Rp 20,1 triliun akibat adanya penerbitan Senior Notes GPC VI. Penerbitan dilakukan pada 23 Januari 2020. 

Nilai surat utang tersebut US$ 300 juta, bertenor 3 tahun dengan suku bunga tetap 5,95% p.a. Dana penerbitan notes tersebut akan digunakan untuk pembebasan tanah, pembangunan properti investasi dan pengembangan real estate lainnya. 

Sehingga posisi net gearing ratio pada kuartal satu lalu tercatat meningkat ke 0,30 kali. Namun nilai ini tetap pada level yang terjaga, karena berada di bawah rata-rata peers yaitu 0,38 kali.

Prospek ke depan

Sektor properti memiliki keterkaitan langsung dengan industri perbankan. Dukungan perbankan amat penting, apalagi dengan kondisi pandemik sekarang ini, yang membuat bisnis para pengembang tertekan.

Terdapat kebijakan yang tidak sinkron dari OJK, di mana satu sisi meminta agar dilakukan stimulus restrukturisasi, namun di pihak lain tetap memegang acuan ketat mengenai NPL dan KPI perbankan. Hingga saat ini, POJK Nomor 11/POJK.03/2020 dirasa belum cukup efektif pelaksanaannya di level operasional.

Kami juga melihat tidak ada dampak signifikan dari PSAK baru, karena pendapatan pembangunan tinggi menyumbang kurang dari 10% dari total pendapatan emiten BSDE. 

Kami kurang mereferensikan saham ini untuk investasi jangka panjang, melihat bisnis modelnya yang cukup siklikal.

Di sisi lain, kami menilai brand awareness mampu memberikan tingkat pengembalian yang tinggi ketika pandemi Covid-19 berakhir. Namun hal tersebut harus didukung pencapaian marketing sales yang baik sesuai dengan target dan dari sisi neraca perusahaan yang tetap terjaga.

Secara teknikal, saham BSDE mengalami penguatan setelah menyentuh level support kuat pada Rabu (13/5) lalu. Kami memanfaatkan peluang ini untuk trading jangka pendek dengan area beli pada harga 645-655, sebanyak maksimal 5% dari modal swing trading

Jual jika harga turun dari 620 untuk pembatasan risiko dengan perkiraan profit taking 680-700.

Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade!

Salam profit.

Disclaimer:

Setiap pembahasan saham dalam artikel ini bersifat sebagai referensi / bahan pertimbangan, dan bukan merupakan perintah beli / jual. Setiap keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata