Mengulik Kinerja Reksadana Offshore, Siapa yang Tertinggi?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana kelolaan atawa asset under management (AUM) reksadana global jadi yang paling tinggi di sepanjang 2021. Namun, dari sisi kinerja, tidak semua reksadana saham syariah offshore ikut tumbuh. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana kelolaan reksadana offshore naik paling tinggi di 53,60% secara tahunan menjadi Rp 19,43 triliun. 

Sementara, berdasarkan data Infovesta Utama, urutan kinerja tertinggi reksadana offshore diisi oleh produk yang mayoritas memiliki saham dari bursa Amerika Serikat. Sementara, reksadana offshore yang fokus pada bursa China terkoreksi (lihat tabel). 


Tercatat, kinerja reksadana BNP Paribas Cakra Syariah USD Kelas RK 1 tumbuh 19,18% di 2021. Berdasarkan fund fact sheet, portofolio reksadana ini terdiri dari saham Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com Inc. 

Baca Juga: Ini Reksadana Saham Unggulan dari Pinnacle Persada Investama di Sepanjang 2021

Reksadana Danareksa G20 Sharia Equity Fund Dollar juga tumbuh positif sebesar 12,55% di sepanjang 2021. Chief Investment Officer Danareksa Investment Management Herman Tjahjadi mengatakan saham-saham teknologi, bioteknologi dan farmasi dari AS jadi penyokong pertumbuhan kinerja. 

Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana juga mengatakan saham teknologi dari kawasan AS jadi penggerak utama pertumbuhan kinerja reksadana offshore. Sementara, saham teknologi dari China menyeret turun kinerja reksadana offshore yang fokus pada negara tersebut. 

Tercatat, BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD Kelas RK 1 menurun 13,37% dan Eastspring Syariah Greater China Equity USD Kelas A menurun 18,02% di sepanjang 2021. 

Wawan mengatakan, kinerja reksadana offshore yang fokus memiliki portofolio dari bursa China melemah karena pemerintah China akan melakukan pengetatan regulasi diberbagai sektor mulai dari baja, pendidikan, properti hingga teknologi. 

Ia memperkirakan prospek pertumbuhan bursa saham global terkhusus AS akan tumbuh positif seiring perbaikan ekonomi global dan peningkatan permintaan atas energi fosil maupun energi terbarukan. 

Namun, ada pun risiko yang perlu diwaspadai adalah tapering dan inflasi secara global. Wawan menambahkan, munculnya varian virus Covid-19 dengan penyebaran yang kembali meluas juga dapat menjadi tantangan bagi prospek kinerja reksadana syariah offshore. 

Baca Juga: Strategi Pengelolaan Trimegah AM untuk Mengalahkan Indeks

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat