KONTAN.CO.ID - Tahun 2025 penuh kejutan di pasar global. Pergerakan harga emas yang fluktuatif, naik turunnya USD akibat kebijakan suku bunga The Fed, serta gejolak geopolitik membuat banyak trader kebingungan mencari momen entry yang tepat. Biasanya menjelang akhir tahun, volatilitas dan volume pasar meningkat. Ini momen penting untuk memperbaiki strategi trading agar lebih siap hadapi Q4. Di situasi seperti ini, trader membutuhkan alat bantu yang bisa memberikan sinyal arah pergerakan dengan cepat. Di sinilah strategi indikator menjadi senjata ampuh. Salah satu yang paling banyak digunakan trader pro adalah MACD (Moving Average Convergence Divergence) dikombinasikan dengan Stochastic.
Mengenal MACD dan Stochastic Oscillator
Mengapa Banyak Trader Pakai MACD dan Stochastic?
MACD memiliki sejumlah keunggulan sehingga menjadi favorit para trader. Di antaranya, indikator ini bisa digunakan untuk trading harian, swing, hingga jangka panjang serta cocok untuk semua instrumen mulai dari forex, emas, saham, hingga kripto. Selain itu, MACD bisa mendeteksi reversal lebih awal lewat sinyal divergence. Indikator ini mudah dipahami oleh pemula, tapi tetap tajam di tangan expert. MACD juga mudah dikombinasikan dengan strategi teknikal lain seperti Stochastic. Banyak trader menggunakan MACD dan Stochastic secara bersamaan untuk mendapatkan gambaran pasar yang lebih lengkap. MACD menunjukkan pergerakan arah tren, sementara Stochastic menginformasikan apakah ini waktu yang tepat untuk masuk atau keluar. Kombinasi dinamis ini sangat efektif jika digunakan secara optimal karena memberikan trader kesempatan untuk menunggu titik masuk yang lebih percaya diri di market. Meskipun sangat populer, MACD bukan tanpa kelemahan. Salah satu kekurangan utamanya adalah sensitivitas terhadap noise pasar, terutama dalam pasar yang bergerak sideways atau dalam kondisi konsolidasi. Dalam kondisi ini, MACD dapat menghasilkan banyak sinyal palsu yang tidak diikuti oleh pergerakan harga yang signifikan.Cara Menggunakan MACD dan Stochastic
MACD beroperasi di prinsip konvergensi dan divergensi. Konvergensi terjadi ketika dua moving averages bergerak mendekati satu sama lain, sedangkan divergensi adalah kebalikannya, yaitu ketika dua moving averages menjauh satu sama lain.- Overbought, ketika garis stochastic berada di level > 80, artinya harga telah naik terlalu tinggi dan mungkin akan mengalami koreksi.
- Oversold, garis stochastic berada di level < 20, harga telah turun terlalu rendah dan mungkin akan mengalami rebound.
- Bersabarlah dan sesuaikan dengan rencana trading Anda. Strategi menjadi efektif ketika digunakan bersama dengan indikator teknis lainnya dan dalam konteks tren pasar secara keseluruhan.
- Gunakan Manajemen Risiko: Seperti halnya strategi trading lainnya, sangat penting untuk mengelola risiko dengan tepat. Tetapkan stop-loss untuk membatasi potensi kerugian serta untuk memastikan setiap transaksi sesuai dengan toleransi risiko Anda.
- Sebelum menggunakan uang sungguhan, disarankan untuk menguji coba dengan akun Demo. Hal ini akan membantu Anda memperoleh kepercayaan diri terhadap strategi dan sesuai gaya trading Anda.