Saat bulan puasa seperti sekarang, peredaran makanan mengandung bahan pengawet kimia rentan terjadi. Sampai-sampai pemerintah harus melakukan inspeksi alias pengawasan langsung ke pasar-pasar untuk mencegah makanan yang mengandung pengawet jenazah itu.Ternyata, larangan makanan berformalin menjadi peluang usaha bagi petani rajungan dan pengusaha kulit rajungan. Pasalnya, limbah kulit atau cangkang rajungan adalah bahan baku kitosan, bahan pengawet alami yang bisa menggantikan formalin. Selain itu, kulit rajungan juga bisa menjadi bahan fungisida dalam memproduksi kosmetik.Afif Firdaus, salah seorang pengusaha kulit rajungan mengaku, bisnis ini memang sangat menguntungkan. Selain permintaannya yang besar, harga jual limbah kulit rajungan juga lumayan tinggi. Pemilik PT Alam Amanah itu menjual kulit rajungan Rp 1.500 per kilogram untuk eksportir di Pulau Jawa. Sedangkan untuk pasokan eksportir kulit rajungan di Lampung, dia menjual Rp 2.500 per kilogram.
Menguliti Keuntungan dari Pengolahan Kulit Rajungan
Saat bulan puasa seperti sekarang, peredaran makanan mengandung bahan pengawet kimia rentan terjadi. Sampai-sampai pemerintah harus melakukan inspeksi alias pengawasan langsung ke pasar-pasar untuk mencegah makanan yang mengandung pengawet jenazah itu.Ternyata, larangan makanan berformalin menjadi peluang usaha bagi petani rajungan dan pengusaha kulit rajungan. Pasalnya, limbah kulit atau cangkang rajungan adalah bahan baku kitosan, bahan pengawet alami yang bisa menggantikan formalin. Selain itu, kulit rajungan juga bisa menjadi bahan fungisida dalam memproduksi kosmetik.Afif Firdaus, salah seorang pengusaha kulit rajungan mengaku, bisnis ini memang sangat menguntungkan. Selain permintaannya yang besar, harga jual limbah kulit rajungan juga lumayan tinggi. Pemilik PT Alam Amanah itu menjual kulit rajungan Rp 1.500 per kilogram untuk eksportir di Pulau Jawa. Sedangkan untuk pasokan eksportir kulit rajungan di Lampung, dia menjual Rp 2.500 per kilogram.