KONTAN.CO.ID - Bagi penggemar grup musik, tak cukup hanya mendengar lagu-lagunya saja. Mengumpulkan koleksi berbagai cenderamata (
merchandise) grup kesayangan, juga menjadi kewajiban. Selain, untuk memuaskan keinginan juga sebagai bentuk dukungan kepada band kesayangannya. Hasil penjualan
merchandise ini juga menjadi salah satu pemasukan kelompok musik. Para
fanbase pun tidak ragu merogoh koceknya dalam-dalam untuk mendapatkan suvenir original atau berlisensi resmi. Dari sinilah, para penggemar musik dan kolektor
merchandise mulai melirik peluang untuk berjualan barang-barang grup musik berlisensi.
Ari Budiman, Pemilik Rock Nation menilai, potensi sektor bisnis ini bagus selama musik masih dikonsumsi oleh khalayak ramai. Namun, yang harus disadari adalah pasar bisnis ini cukup mungil. Sebab, hanya para penggemar fanatik yang menjadi konsumennya. Ari bilang, lebih dari 50% konsumennya adalah mereka yang benar-benar mengenal band yang disukainya. Dan, usia pelanggannya pun rata-rata lebih dari 30 tahun. Menyediakan
merchandise berlisensi, Ari mendatangkan seluruh
t-shirt band luar negeri dari Inggris dan Amerika. Namun, "Untuk koleksi khusus (
band lokal) kami produksi sendiri dengan mengikuti standar pakaian internasional," jelasnya pada KONTAN. Sampai sekarang, sudah ada ribuan
t-shirt band yang memenuhi gerainya yang berada di Slipi, Jakarta Barat. Berdasarkan data penjualannya, t-shirt band yang paling banyak dicari adalah Nirvana, Guns N' Roses (GNR), Metallica, Sore Ze, Koil, dan Seringai. Untuk harganya, dibanderol mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 8 juta per helai. Saban bulan, Adi dapat menjual hingga 1.000 helai
t-shirt. Ridho Trisonly, pemilik Rockstarcity.com juga menilai bila potensi bisnis ini masih sangat menjanjikan. "Musik tidak akan mati dan fesyen juga tidak pernah mati," tegasnya. Berbeda dengan Adi, laki-laki berusia 42 tahun ini hanya menjual
merchandise grup
band legendaris atau yang sudah eksis lebih dari 15 tahun. Produknya tidak hanya t-shirt atau apparel tapi juga tersedia aksesori,
boots and shoe, poster,
record dan
action figur. Harganya pun dibandrol bervariasi. mulai dari Rp 320.000 sampai Rp 6 juta setiap item. Dalam sebulan, rata-rata penjualannya mencapai ratusan barang. Seluruh produknya pun didatangkan langsung dari Inggris. Dengan alasan, kurs mata uang Inggris, yakni poundsterling yang lebih stabil dibandingkan dollar. Untuk konsumennya tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari Denmark, Rusia, Thailand, Singapura, Spanyol, dan lainnya. Merchandise Guns N' Roses, Van Halen, Skid Row menjadi barang yang paling diburu belakangan. Maklum saja, rencananya GNR akan menggelar konser di tanah air pada November nanti. Keberadaan konser grup kesayangan bikin bisnis cenderamata hidup Bisnis usaha cenderamata (
merchandise) band memang potensial, Para pemain bisa meraup omzet puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulannya. Inilah yang membuat makin banyak pemain yang terjun ke bisnis tersebut. Namun, Ridho Trisonly pemilik Rockstarcity.com tetap santai menjalankan roda bisnisnya. Setiap penjual, menurutnya, sudah mempunyai pasar masing-masing. "Saya juga kirim barang ke luar negeri jadi santai saja, toh potensi usahanya masih bagus kok," katanya pada KONTAN, Kamis (11/10). Meski begitu, dia masih rajin promosi melalui media digital seperti Instagram, Facebook, dan lainnya. Maklum, inilah promosi yang kerap pebisnis lakoni, termasuk para pemilik cenderamata
band. Untungnya, penjualan bisnis kerap bisa melonjak. Ambil contoh saat jelang Lebaran. Permintaan barang bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari bulan biasanya. Mengetahui kondisi tersebut, Ridho harus mengamankan ketersediaan barang sejak dua bulan sampai tiga bulan sebelumnya. Maklum, menjelang Lebaran pintu masuk barang impor ditutup. "Bulan-bulan sebelumnya saya harus stok barang sebanyak-banyaknya," tegasnya. Momen lainnya jelang konser grup
band favorit. Ambil contoh permintaan kaos grup
rock Guns N' Roses cukup banyak dicari sejak beberapa bulan lalu. Maklum saja, grup
rock besutan Axl Roses tersebut akan konser di Jakarta November 2018 nanti. Meski pasarnya menjanjikan, tetap saja kendala bisnis ini tetap ada. Selama 13 tahun menjalani bisnis ini. Ridho menyebut permodalan menjadi kendala utama bisnis ini. Laki-laki 42 tahun ini mengaku dibutuhkan modal besar untuk mendatangkan setiap produk cenderamata. Selain itu, pembajakan produk juga masih menjadi masalah. Untuk mengurangi pemakaian barang ilegal, Ridho melakukan edukasi melalui
website dan juga media sosial. Sama dengan sebelumnya, Ari Budiman pemilik Rock Nation mengaku persaingan disektor ini makin ketat karena sudah banyak pemain. Untuk bisa bersaing, ia kerap melengkapi koleksinya dengan produk eksklusif yaitu kaos band tertentu yang hanya dijual di gerai miliknya. Seperti Sore atau Koil.
Selain itu, dia juga melakukan promosi melalui media sosial untuk menjaring konsumen baru. Media sosial ini juga ia pakai untuk edukasi pasar supaya tidak menggunakan barang imitasi lantaran yang ia jual memang produk original. Hambatan lainnya adalah terkait nilai tukar rupiah. Maklum, banyak produk cenderamata berasal dari impor. Sehingga pelemahan rupiah bisa membuat harga jual menjadi menandak. Untungnya, penjualan cenderamatanya tetap laris manis. Apalagi bakal ada beberapa grup
rock legendaris akan manggung di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.