Mengupas Visi Stuart Rogers untuk Masa Depan HSBC Indonesia



KONTAN.CO.ID -  PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) resmi mengangkat Stuart Rogers sebagai Presiden Direktur per 2 November 2025. Stuart adalah seorang bankir berpengalaman dengan rekam jejak 26 tahun  di Asia Pasifik, termasuk Australia, Hong Kong, Sri Lanka dan Singapura. Sebelum menjadi Presiden Direktur HSBC Indonesia, Stuart menjabat sebagai Regional Head of International Markets for HSBC Commercial Banking di Singapura.

Ini bukan pertama kalinya Stuart berkarier di Indonesia. Pada 2009—2017, Stuart turut berperan membidani proses akuisisi Bank Ekonomi Raharja oleh HSBC Group, hingga kemudian menjadi PT HSBC Indonesia.

“Hal pertama yang ingin saya katakan adalah saya sangat senang bisa kembali ke Indonesia dan melihat bagaimana pertumbuhan Indonesia dan HSBC telah bergerak maju dalam delapan tahun terakhir. Pengalaman yang saya miliki sebelumnya memberikan wawasan yang luar biasa tentang dinamika pasar, budaya, motivasi orang-orang dan nasabah di Indonesia,” tutur Stuart kepada KONTAN dalam wawancara eksklusif pada Selasa (24/11/2025) di kantor pusat HSBC Indonesia, WTC Sudirman.

Konektivitas internasional dan Solusi Transaksi Lintas Batas


Ia mengungkapkan, ambisi HSBC adalah menjadi mitra keuangan paling tepercaya secara global. Bukan hanya bagi nasabah, tetapi juga bagi karyawan HSBC Indonesia dan masyarakat luas. Untuk mencapai ambisi tersebut, Stuart akan menerapkan tiga strategi kunci bersama HSBC Indonesia, yakni meningkatkan fokus yang lebih kuat kepada nasabah, menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan, serta menjalankan operasional serta layanan yang ringkas namun gesit.

Ketiga strategi tersebut berkelindan dengan konektivitas internasional, yang telah menjadi inti dan nilai utama HSBC sejak bank ini berdiri 160 tahun lalu di Hong Kong. HSBC pun telah mendukung perdagangan internasional di Indonesia selama 141 tahun, sejak membuka kantor pertama di Batavia pada 1884.

“Konektivitas internasional dalam transaksi perbankan merupakan komponen penting dari strategi kami, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global, termasuk bagaimana kami memfasilitasi arus perdagangan dan arus modal,” ujar Stuart.

Komitmen HSBC Indonesia dalam menjembatani transaksi dan pendanaan lintas batas ini sangat kuat. Hal ini tercermin dari rangkaian layanan perdagangan, pembayaran, dan pembiayaan komprehensif. Mulai dari fasilitasi garansi bank internasional hingga pembiayaan ekspor/impor yang terstruktur (trade finance), solusi kami dirancang untuk membantu perusahaan Indonesia dan global mengoptimalkan modal kerja, mengelola risiko, valuta asing dan menyederhanakan kompleksitas perdagangan global.

Sebagai bank yang beroperasi di lebih dari 60 negara, kami memastikan perusahaan Indonesia memiliki akses yang mulus dan terintegrasi ke jaringan perbankan global. Kekuatan kami adalah menyediakan platform transaksi yang efisien untuk arus kas lintas batas, memastikan likuditas dan efisiensi operasional bagi nasabah korporasi, serta memposisikan diri sebagai bank utama untuk semua kebutuhan transaksi mereka.

“Kami ingin tumbuh dan mempertahankan posisi terdepan di pasar bisnis internasional, memastikan bahwa kami adalah pilihan bagi perusahaan internasional yang datang ke Indonesia. Selain itu, kami terus mendukung dan membantu perusahaan Indonesia mencapai aspirasi mereka di luar Indonesia, serta mengembangkan bisnis mereka sendiri di Indonesia,” lanjutnya.

Dukungan Pendanaan Transisi Berkelanjutan

Selain fokus pada perdagangan tradisional, HSBC Indonesia berkomitmen untuk menjadi mitra yang membantu nasabah korporasi dan institusi mengintegrasikan prinsip ESG sebagai bagian dari strategi inti mereka menuju ekonomi hijau. Komitmen ini tercermin, salah satunya, melalui peluncuran HSBC Sustainability Improvement Loan (SIL). Produk pembiayaan ini hadir untuk memperluas akses perusahaan Indonesia berskala menengah terhadap pendanaan yang mendukung transisi rendah karbon.

Stuart mengatakan, HSBC SIL mendukung peran HSBC sebagai penyedia jasa keuangan yang membantu perusahaan-perusahaan Indonesia membangun bisnis yang lebih berkelanjutan. Hal ini pada akhirnya menjadi keunggulan kompetitif bagi mereka untuk menembus dan bersaing lebih baik di rantai pasok global.

“Ini membantu mereka dapat bersaing untuk perjanjian perdagangan yang lebih menguntungkan, dalam kapasitas mengekspor dan mengimpor ke beberapa pasar, serta membuka peluang baru dan berbeda,” pungkasnya.

Selanjutnya: Harga Minyak Acuan Lanjut Melemah di Pagi Ini (16/12), Cek Sentimennya

Menarik Dibaca: Adopsi AI Berkembang Sangat Masif, Termasuk di Kalangan UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News