Menhub Bahas Kerjasama Transportasi Udara dan Perkeretaapian dengan Korsel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan Hee-Ryong Won, membahas perkembangan kerjasama kedua negara di sektor transportasi khususnya udara dan perkeretaapian.

Menhub menjelaskan, kedua negara berkomitmen untuk terus meningkatkan dan memperluas kerjasama di sektor transportasi.

Di sektor transportasi udara, Menhub mengungkapkan, pada bulan depan otoritas penerbangan sipil kedua negara akan melakukan pertemuan untuk melakukan sejumlah pembahasan secara detail.


“Saya mengapresiasi maskapai Jeju Air telah melayani penerbangan charter rute Batam dan Manado. Dengan adanya pertemuan bulan depan, saya berharap ada pembahasan agar Jeju Air dapat melayani penerbangan lagi ke sejumlah tujuan wisata lainnya di Indonesia,” ucap Menhub dalam keterangan resmi, Selasa (30/5).

Baca Juga: Menhub Bagi Pengalaman Upaya Pemulihan Industri Penerbangan Indonesia Pasca Pandemi

Selain itu, Menhub juga berharap melalui pertemuan tersebut, Indonesia dapat memperoleh hak angkut ke-5 (fifth freedom traffic rights), yang nantinya dapat digunakan oleh maskapai nasional untuk melayani penerbangan dari Indonesia ke Amerika Serikat melalui Seoul dan sebaliknya.

“Kami berharap pembahasan tersebut dapat mencapai hasil yang saling menguntungkan dan dapat mendukung pengembangan pariwisata, perdagangan dan hubungan masyarakat antar kedua negara atau people to people contact,” kata Menhub.

Sementara itu di sektor perkeretaapian, ada perkembangan sejumlah proyek perkeretaapian yang dikerjasamakan, yaitu terkait rencana Studi Kelayakan (Feasibility Study) yang akan dilakukan untuk proyek pembangunan LRT di Bali. Perkembangan proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 4, yang telah ditandatangani MoU nya pada tahun 2022 lalu.

“Dimana pihak Korsel melalui K-Consortium telah mengajukan pra studi kelayakan (pre Feasibility Study) yang saat ini tengah di-review oleh pihak Pemprov DKI Jakarta,” katanya.

Sekretaris Jenderal ICAO Juan Carlos Salazar mengakui, peran Indonesia dalam upaya memajukan industri penerbangan global.

Ia mengatakan, peran Indonesia sangat dibutuhkan, salah satunya terkait upaya penggunaan bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF).

Baca Juga: KCI Mengkaji Penurunan Tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta

SAF atau yang dikenal dengan biojet atau renewable jet fuel merupakan bahan bakar yang memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar konvensional seperti Avtur yang berasal dari minyak bumi.

“SAF diproduksi dari berbagai sumber daya baru terbarukan seperti biomassa, tanaman, limbah organik, dan sumber lainnya yang tidak bersumber dari minyak bumi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto