KONTAN.CO.ID - Dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah wabah pandemi Covid-19, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong peran Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo untuk membantu menarik wisatawan. Apalagi, di wilayah ini ada Candi Borobudur yang sudah ditetapkan menjadi destinasi wisata prioritas oleh pemerintah. “Yogyakarta memiliki modal infrastruktur dan kekayaan budaya yang sudah mumpuni sebagai daya tarik wisatawan (domestik dan mancanegara), tinggal bagaimana kita pikirkan lagi bagaimana melakukan suatu upaya – upaya untuk memulihkan kembali geliat ekonomi dan pariwisata di Yogyakarta,” ujar Menteri Budi ketika membuka acara diskusi virtual Persiapan Seminar Beyond Tourism: "Pelestarian dan Pengembangan Living Culture di Saujana Pusaka Borobudur, Prambanan, Joglo Semar” yang diinisiasi para akademisi dari Universitas UGM dari berbagai latar belakang keilmuan yakni : Arkeolog, Arsitek, Budayawan, dan lain-lain. Upaya-upaya tersebut, kata Menteri Budi, dapat berupa format tertentu dalam kegiatan marketing yang unik dan orisinal, sehingga mampu menarik masyarakat luas untuk berkunjung ke Yogyakarta dan sekitarnya. Dalam upaya inilah, peran para akademisi dari berbagai latar belakang keilmuan sangat dibutuhkan. Apalagi, pariwisata di Borobudur dan sekitarnya masih terpuruk sejak terjadinya pandemi COVID-19.
Menhub Budi Karya Sumadi dorong peran bandara YIA dalam peningkatan wisata Borobudur
KONTAN.CO.ID - Dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah wabah pandemi Covid-19, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong peran Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo untuk membantu menarik wisatawan. Apalagi, di wilayah ini ada Candi Borobudur yang sudah ditetapkan menjadi destinasi wisata prioritas oleh pemerintah. “Yogyakarta memiliki modal infrastruktur dan kekayaan budaya yang sudah mumpuni sebagai daya tarik wisatawan (domestik dan mancanegara), tinggal bagaimana kita pikirkan lagi bagaimana melakukan suatu upaya – upaya untuk memulihkan kembali geliat ekonomi dan pariwisata di Yogyakarta,” ujar Menteri Budi ketika membuka acara diskusi virtual Persiapan Seminar Beyond Tourism: "Pelestarian dan Pengembangan Living Culture di Saujana Pusaka Borobudur, Prambanan, Joglo Semar” yang diinisiasi para akademisi dari Universitas UGM dari berbagai latar belakang keilmuan yakni : Arkeolog, Arsitek, Budayawan, dan lain-lain. Upaya-upaya tersebut, kata Menteri Budi, dapat berupa format tertentu dalam kegiatan marketing yang unik dan orisinal, sehingga mampu menarik masyarakat luas untuk berkunjung ke Yogyakarta dan sekitarnya. Dalam upaya inilah, peran para akademisi dari berbagai latar belakang keilmuan sangat dibutuhkan. Apalagi, pariwisata di Borobudur dan sekitarnya masih terpuruk sejak terjadinya pandemi COVID-19.