Menikmati Keindahan Gua Kristal, Surga Tersembunyi di Lahan Pribadi



KONTAN.CO.ID -KUPANG. Jika Anda kebetulan sedang berlibur ke Nusa Tenggara Timur (NTT), jangan pernah melewatkan kesempatan untuk mengunjungi gua Kristal.

Gua ini merupakan salah satu destinasi wisata paling terkenal di kota Kupang, NTT. Tak hanya wisatawan domestik, gua Kristal juga jadi primadona kalangan turis asing.

Lokasi Gua Kristal berada di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, NTT. Dari pusat kota Kupang, jarak gua Kristal hanya sekitar 22 kilometer.


Dus, untuk menuju ke gua Kristal, Anda bisa menggunakan transportasi darat dengan kendaraan roda empat atau dua. Waktu tempuhnya hanya sekitar 35 menit dari kota Kupang. 

Tim Jelajah Infrastruktur Ekonomi Berkelanjutan KONTAN sempat mengunjungi Gua Kristal pada Sabtu siang (10/8). Menggunakan kendaraan roda empat, Tim Jelajah KONTAN menelusuri Desa Bolok untuk mencapai gua Kristal.

Baca Juga: Pemandian Gua Kristal jadi wisata baru di Kupang

Tak ada pelang besar yang menjadi petunjuk arah menuju gua Kristal. Sampai akhirnya Tim Jelajah KONTAN tiba di sebuah pekarangan rumah warga setempat yang dipasang papan kecil bertuliskan petunjuk menuju Gua Kristal.

Untuk parkir, Anda dapat meninggalkan kendaraan di halaman rumah warga sekitar dengan biaya Rp 2.000 per motor dan Rp 5.000 per mobil. 

Kami pun memarkirkan mobil di area perkarangan warga setempat. Keamanan selama berkunjung terjamin karena ada beberapa pemuda setempat yang bertugas menjaga.

Begitu turun dari mobil, terik sinar matahari terasa membakar kulit. Namun, cuaca panas siang itu tak menyurutkan niat Tim Jejalah KONTAN untuk menyambangi Gua Krital. 

Untuk mencapai gua, kami harus melintasi jalan tanah penuh bebatuan dan beragam tanaman pelindung yang ada di lahan perkebunan milik warga setempat.

Tarif masuk

Asal tahu saja, gua kristal berada di lahan perkebunan seluas 50 hektare milik keluarga Yanto Neno. Tak heran, jika lokasi gua kristal sangat tersembunyi.

Hanya sekitar 300 meter dari lokasi parkir kendaraan menuju gua kristal atau sekitar 5 menit berjalan kaki. Tiba di lokasi, kami 'disambut' batu-batu karang besar yang berdiri tegak di depan mulut gua. Jadi, kami harus berhati-hati menapaki bebatuan karang tersebut. 

Di balik batu karang, terlihat Yanto Neno beserta dua orang temannya sedang asyik memainkan sebuah gim di ponselnya. Usai memperkenalkan diri, kami berbincang-bincang dengan Yanto.

Menurut pria 39 tahun ini, gua Kristal sudah dikenal luas wisatawan sejak 2009 dan semakin ramai sejak 2018. Yanto mengaku sebagai generasi ketujuh yang mengelola gua Kristal.

"Dulunya gua ini hanya dijadikan sebagai tempat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sini, mulai dari pasokan air minum, mandi hingga mencuci pakaian," kata Yanto kepada Tim Jelajah KONTAN.

Baca Juga: Rekomendasi Spot Snorkeling Terbaik di Asia Tenggara ala AirAsia Superapp

Saban hari, kunjungan ke gua kristal dibuka mulai pukul 08.00 waktu Indonesia tengah (WITA) hingga 17.00 WITA. Dalam sehari, kata Yanto, ada sekitar 50 orang wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri yang mengunjungi gua Kristal. Di akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 100 orang per hari.

Yanto pun menawarkan kepada Tim Jelajah KONTAN untuk masuk ke dalam gua. "Tapi jangan pakai alas kaki, karena turun ke bawah gua sangat licin," kata Yanto, mengingatkan kami. Tim Jejalah KONTAN memutuskan untuk turun ke dalam gua. 

Tim didampingi salah satu rekan Yanto Neno, yang memang bertugas mengawal para pelancong untuk melihat keindahan di dalam gua Kristal. Oh iya, untuk memasuki gua, kami harus menyewa tiga unit lampu senter sebagai alat penerangan di dalam gua. 

Biaya sewanya Rp 100.000 untuk tiga buah lampu senter. Biaya ini belum termasuk tarif berenang di dalam gua sebesar Rp 10.000 per orang. Tapi, jika Anda tidak ingin berenang, tarifnya hanya Rp 5.000 per orang.

Tim KONTAN memutuskan untuk berenang di kolam gua Kristal. Selain guide, saat itu juga ada beberapa anak sekolah dasar di desa setempat yang menemani kami turun ke dalam gua.

Keindahan gua

Masuk ke dalam gua, kami harus perlahan menuruni bebatuan alam. Kedalaman gua ini sekitar 7 meter, dengan turunan dari atas ke bawah mencapai sekitar 20 meter. 

Saat memasuki gua, suasana gelap menutup pandangan mata. Lampu senter jadi satu-satunya alat bantu penerangan untuk turun ke bawah gua.

Kami tidak perlu memakai pelindung kepala saat memasuki gua. Dinding atap gua cukup tinggi, sehingga aman bagi kepala. Dinding atap gua relatif datar, tak ada bebatuan stalaktit. Stalaktit adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang biasanya menggantung di langit-langit gua. Stalaktit tergolong jenis batu tetes. 

Setelah turun sekitar 20 meter dan mendapatkan penerangan dari lampu senter, kami disuguhkan kolam dengan air jernih sebening kristal di dalam gua.

Baca Juga: 5 Pulau pribadi termahal di dunia

Boleh jadi, karena itulah gua ini diberinama Kristal. Tak berlama-lama, kami pun langsung terjun ke dalam kolam untuk merasakan segarnya air gua Kristal. 

Kolam gua Kristal memanjang dari utara hingga selatan dengan ukuran sekitar 10 meter x 3 meter. Keunikan gua Kristal terletak pada kolam mungil yang berkedalaman hingga lebih dari 8 meter.

Airnya payau dan suhunya tidak dingin. Sekitar 15 menit kami berenang di kolam gua kristal sambil mengambil foto-foto menarik. 

Anda ingin merasakan pengalaman berenang di kolam gua Kristal? Pastikan Anda memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelajahi keindahan alam gua Kristal yang jarang ditemukan di tempat lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan