Menilik aliansi Renault-Nissan dan efeknya di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliansi Renault dengan Nissan dan Mitsubishi berkemungkinan menguat di Indonesia. Sebelumnya Renault sendiri dikabarkan akan memulai berinvestasi dan melakukan perakitan di dalam negeri.

Kementerian Perindustrian (Kemprin) menyebutkan ada ketertarikan bagi pabrikan asal eropa itu untuk melakukan perakitan di Indonesia menggunakan fasilitas yang sudah ada. Dengan merakit dan mereka akan memakai atau memanfaatkan general assembler yang sudah ada di dalam negeri.

Indonesia saat ini tercatat memiliki kapasitas produksi mobil sebesar 2,2 juta unit, namun sampai saat ini, yang terpakai baru 1,2 juta untit produksi. Artinya ada sisa kelebihan yang bisa dimanfaatkan merek lain untuk memproduksi mobil.


Director, Aftersales, Network and Service Quality Renault Asia Pasific, Xavier Kaufman ditemui saat peresmian diler Maxindo Renault Indonesia di Pluit, Jakarta Utara, Hari Minggu kemarin (24/2) mengatakan aliansi tersebut salah satunya bertujuan memperkuat purna jual masing-masing Agen Pemegang Merek (APM). Bicara soal produksi, dengan adanya pabrik Nissan dan Mitsubishi yang telah eksis di Indonesia wajar saja jika ada kemungkinan carry production Renault di pabrik-pabrik tersebut.

Lebih lanjut manajemen belum dapat memberikan detil secara terperinci. Yang jelas titik fokus Renault di Indonesia saat ini ialah merebranding merek ini, yakni bersama Maxindo Renault Indonesia, bagian dari Nusantara Group, dengan membuka beberapa diler baru hingga total target 19 diler di 2019.

Davy J Tuilan, COO PT. Maxindo Renault Indonesia mengatakan aliansi bakal terasa di area purnajual melalui pembukaan diler-diler baru tersebut. "Jangan kaget kalau lewat di diler Mitsubishi Nusantara Grup, kemungkinan ada logo Renault disitu. Dan itu betul-betul spesifik sebatas untuk aftersales," ujarnya ditemui dalam kesempatan yang sama.

Maxindo Renault Indonesia melihat aliansi merupakan kerja sama yang butuh proses serta cukup apalagi ada keterkaitan dengan jaringan yang sudah ada di berbagai negara."Jadi harus dialiansi secara global, terutama kalau mau beraliansi secara produk. Banyak ya prosesnya," kata Davy.

Sekadar informasi, Renault merupakan produsen kendaraan Perancis yang telah membuat mobil sejak 1898, hadir di 134 negara dan telah menjual 3,76 juta kendaraan pada 2017. Untuk memenuhi tantangan teknologi utama di masa depan sambil terus mengejar strategi pertumbuhan Renault yang menguntungkan, Renault berfokus pada ekspansi internasional dan terus mengembangkan sinergi dari lima merek yang dimilikinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .