Menilik Arah Pasar Jelang Pemilu 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian Pemilu 2024 sudah dimulai. Dampak dari hajatan politik lima tahunan ini pun makin terasa di arah gerak pasar.

Tiga kandidat capres-cawapres Pemilu 2024 telah mendaftar ke KPU. Visi misi ketiga kandidat pun jadi sorotan.

Melansir catatan Kontan sebelumnya, dalam dokumen visi misi para kandidat capres-cawapres, pasangan calon Anies-Muhaimin menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% - 6,5% per tahun.


Pasangan calon Ganjar-Mahfud MD menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7%. Sementara itu, dalam dokumen visi-misinya, Prabowo-Gibran tidak mencantumkan target pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai jika nantinya terpilih.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,50% ke 6.838 Pada Kamis (9/11), ARTO, ESSA, MEDC Jadi Top Gainers LQ45

Visi-misi dan arah program tiap kandidat pun berbeda. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mencermati, korelasi antara visi misi paslon dan sektor tertentu akan positif. 

Namun, jika berbicara terkait dampak visi misi paslon terhadap masing-masing perusahaan, hal itu belum dapat dipastikan. 

"Sebab, fundamental perusahaan juga yang akan menentukannya," ujarnya kepada Kontan, Kamis (9/11).

Nico melihat, sektor consumer akan diuntungkan selama pesta politik. 

"Sebab, daya beli dan konsumsi  masyarakat akan meningkat," paparnya.

Sektor infrastruktur, perbankan, dan komunikasi juga dilihat akan terkena dampak positif selama rangkaian Pemilu 2024.

Nico memaparkan, dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa mengalami kenaikan hingga akhir tahun 2023. 

IHSG diprediksi Nico akan bergerak menuju level 7.120 – 7.180 di akhir tahun 2023.

"Apabila akhir tahun masih belum tercapai, maka target ini akan digunakan hingga selesai pemilu nanti," paparnya.

Untuk sektor konsumer, Nico merekomendasikan INDF, ICBP, dan AMRT dengan target harga masing-masing Rp 8.850, Rp 13.600, dan Rp 3.400 per saham.

Untuk sektor infrastruktur, para emiten akan memasuki akhir periode serapan, sehingga kinerja perusahaan akan dimaksimalkan. Nico pun merekomendasikan JSMR dengan target harga Rp 5.050 per saham.

Baca Juga: Menguat Tipis, Rupiah Hari Ini Masih Dipengaruhi Pidato Pejabat The Fed

Dari sektor perbankan, sentimen positifnya adalah meningkatnya daya beli dan konsumsi, serta stabilitas pemulihan ekonomi. Hal ini didukung oleh meningkatnya aktivitas ekonomi akan menarik selama tahun politik. Nico merekomendasikan BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI dengan target harga masing-masing Rp 10.200, Rp 6.150, Rp 5.700, dan Rp 6.600 per saham.

Untuk sektor telekomunikasi, sentimen positifnya adalah internet menjadi salah satu alat untuk mendorong informasi melalui sosial media. Sehingga, permintaan data akan meningkat.

Dari sektor ini, Nico merekomendasikan EXCL dan TLKM dengan target harga masing-masing Rp 2.900 dan 4.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi