Menilik Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Industri Tepung Terigu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) mengungkapkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak pada industri tepung terigu di tanah air.

Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies mengatakan, situasi saat ini sudah sangat dinamis di mana kurs rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Industri makanan yang menggunakan banyak produk impor akan terpengaruh efek ini, sementara industri yang banyak ekspor akan mengalami dampak positif.

"Kalau dibilang berdampak, pasti ada dampaknya, walau yang lebih utama saat ini adalah kestabilan harga di pasar," kata Ratna saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/11).


Kendati begitu, Ia menjelaskan tren harga gandum saat ini tidak mengalami kenaikan yang signifikan, up & down masih relatif stabil walaupun dampak kurs menjadi salah faktor juga. Beberapa segmen pasar bertumbuh baik, namun beberapa mengalami penurunan.

Baca Juga: Permintaan Terigu dan Bahan Pakan Ternak Meningkat, Pendapatan TRGU Tumbuh 54,1%

"Bersyukur ketersediaan gandum kondisi aman, jumlah pasokan dari negara penghasil gandum seperti Australia, Canada dll mencukupi kebutuhan pasar," tuturnya.

Ratna menuturkan, dampak perubahan iklim tetap menjadi faktor terbesar dalam ketersediaan ini bagi setiap negara penghasil gandum. Kondisi perubahan iklim el nino ini yang memang menjadi ancaman ketahanan pangan, baik lokal maupun bahan baku impor.

"Panen komoditi pangan, baik beras, gandum, jagung saat ini jadi isu karena beberapa produksi atau panen terpengaruh perubahan iklim," pungkasnya.

Dari pelaku usaha, emiten produsen tepung terigu, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) memiliki strategi untuk menghadapi efek pelemahan rupiah yang berdampak pada bahan baku gandum.

Chief Financial Officer Cerestar Indonesia, Mulyadi Chandra mengatakan, pelemahan rupiah berpotensi memiliki dampak pada bahan baku (gandum) Perseroan yang diimpor.

"Namun, kami telah mengamankan stok persediaan sampai Desember 2023 sejak beberapa waktu lalu," kata Mulyadi saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/11).

Baca Juga: Strategi Cerestar Indonesia (TRGU) Hadapi Efek Pelemahan Rupiah

Ia menjelaskan, TRGU dapat melakukan minimalisasi (hedging) atas kemungkinan kerugian yang disebabkan pelemahan rupiah.

Lebih lanjut, Mulaydi menyampaikan tahun ini harga gandum cenderung mengalami penurunan, bahkan sempat menyentuh level terendah dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, apabila harga gandum naik, yang terjadi adalah market atau konsumen melakukan pembelian tepung terigu dalam jumlah yang lebih banyak karena untuk mengantisipasi kenaikan harga gandum berkelanjutan.

"Tentunya faktor makro ekonomi di luar kontrol kami, namun strategi defensive kami apabila harga gandum naik adalah melakukan pembelian forward/ke depan untuk lock/mengunci harga," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .