KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pemilihan umum (Pemilu) sementara di Tanah Air dinilai belum berdampak langsung terhadap bisnis di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Meski demikian, masa kampanye memberikan tren yang positif bagi bisnis di sejumlah sektor IKNB. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan hasil sementara hitung cepat (
quick count) tidak secara langsung berdampak ke industri asuransi umum. Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanto mengatakan memang di awal-awal kampanye pihaknya melihat adanya tren kenaikan pada lini usaha asuransi perjalanan dan pengiriman barang. Menurutnya, ini karena naiknya permintaan saat masa kampanye.
“Namun pemilu kali ini jika dilihat spendingnya secara total lebih rendah dibanding dari pemilu-pemilu sebelumnya dikarenakan pada pemilu kali ini banyak pihak yang memanfaatkan media sosial, sehingga baik dari pengadaan barang dan acara agak berkurang,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (15/2).
Baca Juga: OJK Memberi 4.223 Sanksi Administatif di Sektor Jasa Keuangan Sepanjang 2023 Bern mengungkapkan, industri asuransi umum ke depan akan banyak menghadapi tantangan seperti implementasi PSAK117 dan peningkatan modal, namun ini tidak berkaitan langsung dengan hasil dari pemilu. “Yang perlu dicermati adalah kemungkinan adanya perlambatan ekonomi dampak dari pemilu di Indonesia dan juga pada saat bersamaan di beberapa negara lainnya juga menyelenggarakan pemilu,” ungkapnya. Bern menuturkan, pemilu di AS akan berlangsung tahun depan, ditambah lagi dengan pergerakan The Fed. Menurutnya, hal inilah yang mungkin dapat memberikan dampak cukup besar bagi perlambatan ekonomi baik dunia maupun Indonesia. “Dengan perlambatan ekonomi ini tentunya akan mempengaruhi kinerja industri asuransi umum. Dimana kita ketahui bahwa perkembangan industri asuransi ini erat sekali kaitannya dengan perkembangan perekonomian,” tuturnya. Bern menambahkan, pihaknya berharap ada kebijakan yang terus dilanjutkan agar membuat industri ini tumbuh dan kuat serta memperbaiki iklim investasi Indonesia. “Kami juga berharap dengan hasil pemilu ini semua pihak dapat menhormati dan sepakat untuk menerima serta mendukung Presiden dan pemerintahan terpilih tanpa adanya kegaduhan yang pastinya akan merugikan stabilitas politik dan perekonomian di Indonesia,” tandasnya. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan dengan penyelenggaraan pemilu yang berlangsung aman dan damai diyakini bakal memberi keyakinan ke para investor yang sebagian besar memilih wait and see kala pemilu berlangsung. Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan dengan meningkatnya aktifitas investasi memberikan dampak positif kinerja industri keuangan termasuk asuransi. “Secara umum kami melihat, perekonomian domestik diperkirakan akan tetap stabil, dengan ditopang oleh konsumsi RT yang tinggi. Tingginya konsumsi tersebut juga mengindikasikan bahwa kondisi keuangan masyarakat yang semakin kuat,” katanya. Togar menilai, tingginya konsumsi tersebut juga mengindikasikan kondisi keuangan masyarakat yang semakin kuat, sehingga permintaan produk asuransi jiwa diperkirakan meningkat. Selain itu, kata dia, penyesuaian atas regulasi produk Paydi (unitlink) terbaru sesuai SEOJK nomor 5 tahun 2022 diperkirakan telah selesai dilakukan oleh seluruh perusahaan asuransi jiwa dan akan meningkatkan penjualan Paydi.
Baca Juga: Begini Strategi KSEI Tingkatkan Likuiditas Pasar Modal Tahun Depan “Apabila industri mampu mengatasi tantangan dan bisa mengambil banyak peluang kami tetap optimis dengan pertumbuhan tersebut di tahun 2024 ini,” terangnya. Togar menjelaskan, AAJI berharap presiden yang terpilih bisa makin memperkuat dan mendukung perkembangan industri asuransi. Menurutnya, ini dapat diwujudkan lewat pengawasan penerapan undang-undang P2SK serta aturan turunannya. Selain itu, pihaknya juga berharap presiden terpilih dapat berkolaborasi dengan OJK dan Asosiasi Perasuransian menjadi motor penggerak kegiatan literasi dan inklusi keuangan yang masif untuk menciptakan masyarakat yang cerdas mengelola keuangan.
“Selanjutnya, dalam rangka menjaga stabilitas industri perasuransian kami berharap Pemerintah dapat menerbitkan kebijakan berimbang khususnya terkait perpajakan,” pungkasnya. Sementara itu, Marketing Communication Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Andri Tau mengatakan dengan kepemimpinan presiden yang baru diharapkan bisa mendukung perkembangan industri fintech lending. “Tentunya yang mendukung perkembangan industri fintech Lending ini karena industri ini merupakan industri yang fokus bertujuan mengembangkan UMKM dan kalangan yang Unbankable dan underserved,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi