Menilik dampak rencana pembatasan impor 500 komoditas ke pasar saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah saat ini tengah mengkaji kemungkinan membatasi impor 500 komoditas yang bisa diganti dengan produk hasil produksi dalam negeri. Analis menilai, bila diberlakukan, kebijakan ini akan menguntungkan industri kertas, plastik, kayu, kelapa sawit dan petrokimia.

Argumennya, jika kebijakan ini dilaksanakan, perusahaan di sektor-sektor tersebut bisa semakin agresif membidik pasar dalam negeri. Hal ini diharapkan bisa mendorong pendapatan dan laba bersih perusahaan tersebut.

Analis menilai, perusahaan kertas yang diuntungkan antara lain PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). "Jika nanti diterapkan kebijakan tersebut tentu akan berdampak positif, baik bagi INKP maupun TKIM, karena perusahaan bisa meningkatkan porsi pasar lokal dan juga tetap berusaha meningkatkan porsi ekspor," ujar Direktur INKP Suhendra Wiriadinata, Minggu (19/8).


TKIM dan INKP menetapkan target pertumbuhan yang optimistis hingga akhir tahun nanti. Suhendera menyatakan kedua emiten ini menargetkan pendapatan naik sekitar 10% hingga 15% tahun ini. Sekadar info, Suhendra saat ini juga menjabat posisi sebagai Direktur Utama TKIM.

Senada dengan Suhendra, Direktur PT Mahkota Group Tbk (MGRO) Usli Sarsi juga menyatakan, efek dari kebijakan pembatasan impor oleh pemerintah akan memberikan sentimen yang baik dan positif terhadap kinerja perusahaan yang ia pimpin.

Manajemen MGRO memperkirakan hasil produksi tahun ini akan membaik. Produksi CPO ditargetkan naik 15% dari tahun lalu atau sebanyak 212.000 ton.

Pendapatan MGRO tahun ini ditargetkan dapat tumbuh 17,6% menjadi Rp 2 triliun. MGRO juga menargetkan kenaikan laba bersih sekitar 194% menjadi Rp 50 miliar, dari sebesar Rp 17 miliar di 2017 lalu.

Harus lihat detail

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, rencana pembatasan impor yang akan dilakukan oleh pemerintah terhadap 500 komoditi adalah sebuah kebijakan yang tepat. "Pembatasan impor tersebut memang berbarengan dengan pelemahan rupiah, namun ini bisa menjadi langkah yang tepat untuk memangkas defisit neraca dagang," kata dia.

Dari sisi saham, Nafan memprediksi BRPT, TKIM, LSIP dan AALI akan menikmati sentimen positif pemberlakuan aturan tersebut. Ia merekomendasikan buy saham-saham tadi.

Nafan menetapkan target harga jangka panjang untuk BRPT di level Rp 2.120. Sementara, untuk saham LSIP dan AALI, Nafan menetapkan target harga jangka panjang masing-masing Rp 1.650 dan Rp 15.000 per saham.

Untuk saham TKIM, Nafan menetapkan target harga jangka panjang sahamnya di Rp 19.000 per saham.

Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo juga meyakini rencana pembatasan impor 500 komoditas akan menjadi sentimen positif untuk sektor saham tersebut. "Artinya produk dari emiten-emiten sektor itu akan diserap lebih banyak ketimbang produk-produk impor," terang dia. Dus, penjualan akan meningkat.

Pendapat berbeda dilontarkan Kiswoyo Adi Joe, analis senior Narada Asset Management. Menurut dia, sebelum pemerintah merilis daftar komoditas yang dibatasi impornya, maka belum jelas sektor mana yang akan mendapat keuntungan dari beleid tadi.

"Untuk tahu dampaknya, harus melihat detail jenis yang dikendalikan impornya, bukan berdasarkan sektornya," terang Kiswoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati