JAKARTA. Grup Salim cenderung konservatif dalam menggelar ekspansi di paruh pertama tahun ini. Hal ini tercermin dari serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang belum besar. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) misalnya, baru menyerap capex Rp 2,1 triliun, atau 23% dari total anggaran capex 2017 yang mencapai Rp 9,1 triliun. Werianty Setiawan, Direktur INDF, memperkirakan, capex INDF hanya akan terserap 60% hingga 70% sampai akhir tahun. Lalu, emiten perkebunan kelapa sawit PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) juga baru menggunakan seperempat dari total capex 2017 sebesar Rp 600 miliar. Meski demikian, pada paruh kedua tahun ini, Grup Salim masih punya sejumlah agenda ekspansi. Werianty mengatakan, saat ini INDF berencana menambah kapasitas produk susu, mi instan dan es krim. Tak hanya itu, INDF juga akan menambah kapasitas pabrik pengemasan (packaging). Sehingga, dana belanja modal akan lebih banyak terserap di sisa tahun ini.
Menilik ekspansi bisnis Grup Salim
JAKARTA. Grup Salim cenderung konservatif dalam menggelar ekspansi di paruh pertama tahun ini. Hal ini tercermin dari serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang belum besar. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) misalnya, baru menyerap capex Rp 2,1 triliun, atau 23% dari total anggaran capex 2017 yang mencapai Rp 9,1 triliun. Werianty Setiawan, Direktur INDF, memperkirakan, capex INDF hanya akan terserap 60% hingga 70% sampai akhir tahun. Lalu, emiten perkebunan kelapa sawit PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) juga baru menggunakan seperempat dari total capex 2017 sebesar Rp 600 miliar. Meski demikian, pada paruh kedua tahun ini, Grup Salim masih punya sejumlah agenda ekspansi. Werianty mengatakan, saat ini INDF berencana menambah kapasitas produk susu, mi instan dan es krim. Tak hanya itu, INDF juga akan menambah kapasitas pabrik pengemasan (packaging). Sehingga, dana belanja modal akan lebih banyak terserap di sisa tahun ini.