Menilik Harga Beras dari Hulu Ke Hilir, Berpotensi Turun Pasca Lebaran?



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga beras dari hulu hingga ke hilir tampak mengalami penurunan, meski belum turun dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, setidaknya memberi angin segar bagi masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri.

Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) Serikat Petani Indonesia (SPI) Mohammad Qommarun Najmi menyatakan, harga gabah ditingkat petani sudah mengalami penurunan sejak dua minggu silam.

“Laporan beberapa teman petani yang baru panen harga gabah sudah mulai turun,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (1/4).


Baca Juga: Inflasi Ramadan Naik, Pemerintah Meredam Kenaikan Harga Pangan dan Tarif Transportasi

Qommarun menyebutkan, saat ini harga gabah berada di kisaran Rp 6.000-an per kilogram (kg) atau turun sekitar 15% dari bulan sebelumnya. Menurutnya, penurunan ini disebabkan sebagian petani telah melakukan panen.

Dia mengungkapkan, para petani terpaksa langsung menjual gabah sebab mereka terkendala dalam menjemur gabah sebab curah hujan yang cukup tinggi. “Terpaksa harus langsung jual, daripada kualitas gabahnya turun,” ungkapnya.

Qommarun tak menampik, harga gabah akan kembali menurun dan semakin mendekati Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.000/kg. Menurutnya, harga itu sudah tidak lagi menguntungkan petani.

“Harapannya harga gabah bisa Rp 7.000/kg untuk Gabah Kering Panen (GKP). Dari situ, petani sudah dapat untung sekitar 15%,” pungkasnya.

Baca Juga: BPS Catat Harga Beras dan Gabah pada Maret 2024 Turun

Bila menilik harga beras di sejumlah pasar tradisional memang sudah menurun baik beras kualitas medium maupun premium yang sebelumnya sempat melambung. Namun para pedagang masih menjual beras di atas HET.

Ahmad (40) pedagang beras di PD Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan mengatakan harga beras medium yang ditawarkan ke pedagang pasar kini sudah berangsur turun.

“Medium sudah mulai turun, paling murah kemarin ditawarin Rp 10.500/kg tapi saya belum ambil sudah dari tiga hari lalu. Sebelumnya beras lokal sampai Rp 15.000/kg,” katanya.

Dia bilang, harga beras medium yang dijualnya saat ini berkisar antara Rp 13.000 sampai Rp 13.500/kg di mana sebelumnya seharga Rp 15.200/kg. Sementara untuk beras premium saat ini dijual dengan harga Rp 15.000/kg dari Rp 16.200/kg.

“Kalau sekarang jual masih modal yang lama, jadi masih mahal. Agen gede juga belum berani belanja, habisin stok dulu, normal-normal nanti setelah lebaran,” terangnya.

Baca Juga: Harga Gabah Turun, Relaksasi HET Beras Masih Berlaku

Iwan (60) pedagang beras di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan menyampaikan, harga beras medium saat ini berkisar Rp 11.000/kg sampai Rp 11.500/kg. Sementara untuk beras premium berkisar Rp 12.000/kg sampai Rp 15.000/kg.

“Turun sudah dari dua minggu, ini harganya masih di atas HET memang karena habisin stok lama dulu, mungkin habis lebaran sudah turun lagi,” tutur Iwan.

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan I Gusti Ketut Astawa menjelaskan di hulu harga gabah sudah mulai turun, di mana rerata pada wilayah sentra padi di bawah Rp 6.000/kg.

Sementara harga beras di penggilingan juga sudah turun, yang sebelumnya di wilayah sentra padi sebesar Rp 12.000 - Rp 15.200/kg saat ini mencapai Rp 11.930 - Rp 12.900/kg. Kemudian, kata Ketut, di hilir juga cenderung turun dengan adanya relaksasi HET.

“Kami pastikan HET dipatuhi semua pihak, dengan relaksasi yang kami berikan seluruh beras premium yang dijual di ritel modern sudah di posisi Rp 14.900/kg,” imbuhnya.

Ketut menuturkan, untuk beras medium masih sesuai HET yang lama, namun harganya juga sudah mulai turun di pasaran. Menurutnya, harga beras di pasar tradisional masih di atas HET sebab para pegadang butuh proses untuk menurunkan harga.

Baca Juga: Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang Hingga April 2024, Ini Alasannya

“Memang butuh proses untuk menurunkan harga, bisa saja teman-teman pedagang masih memperoleh harga yang tinggi, kemudian stoknya masih lama dia harus habiskan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ketut menambahkan, pihaknya meminta ke seluruh stakeholder dinas pangan maupun dinas perdagangan untuk melakukan pengawasan secara berkala.

“Ini kita lakukan sehingga mengingatkan kepada pelaku usaha terutama pedagang pasar tradisional untuk menjual beras sesuai HET,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli