KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen negatif yang menyelimuti pasar saham membuat sejumlah indeks konstituen mencetak kinerja lebih buruk ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Padahal, indeks tersebut banyak dijadikan sebagai acuan produk reksadana. Contohnya, indeks IDX30. Bila dihitung sejak awal tahun, indeks 30 saham paling likuid di bursa ini merosot 14,68%. Di periode yang sama, IHSG cuma turun 7,09%. Indeks IDX30 cukup banyak digunakan sebagai acuan portofolio reksadana. Menurut data Infovesta Utama, setidaknya ada 12 reksadana indeks dan ETF yang menggunakan IDX30 sebagai acuan.
Indeks lain yang banyak digunakan sebagai acuan adalah indeks SRI-Kehati. Infovesta mencatat, setidaknya ada lima reksadana yang memakai indeks ini sebagai
benchmark. Indeks ini sudah turun 12,89% sejak awal tahun. Kemarin, bertambah satu lagi reksadana yang menjadikan SRI-Kehati sebagai acuan. Ayers Asia Asset Management meluncurkan reksadana indeks bertajuk Ayers Equity Index SRI-Kehati. Direktur Utama Ayers Asia Asset Management Dastin Mirjaya Mudijana menjelaskan, indeks SRI-Kehati dipilih sebagai acuan karena memiliki kinerja historis yang baik. "Secara rata-rata pertumbuhan kinerja indeks SRI-Kehati sekitar 20% per tahun," kata Dastin, kemarin. Selain SRI-Kehati, Jakarta Islamic Index (JII) juga cukup banyak digunakan sebagai acuan reksadana. Infovesta mencatat, setidaknya ada lima reksadana indeks dan ETF yang menjadikan indeks ini sebagai acuan. Sejak awal tahun, JII sudah turun 12,90%. Kinerja membaik
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, saat IHSG
bearish, indeks konstituen yang jumlah sahamnya lebih sedikit akan turun lebih dalam. Tapi, lima tahun ke belakang, indeks SRI-Kehati mencetak pertumbuhan 47%. Di periode yang sama, JII hanya tumbuh 12% dan IHSG tumbuh 23%. Wawan mengatakan, kinerja indeks SRI-Kehati lebih unggul karena mayoritas anggotanya adalah saham bank besar. Namun, tahun ini suku bunga naik. Hal ini memberi sentimen negatif pada saham perbankan, sehingga kinerja indeks SRI-Kehati turun. Tapi, dalam jangka panjang, indeks SRI-Kehati berpeluang mencetak kinerja lebih baik ketimbang IHSG. "Historisnya, bila IHSG naik, indeks SRI-Kehati naik lebih tinggi dari IHSG," kata Wawan. CEO Indo Premier Investment Management Diah Sofianti memprediksi indeks SRI-Kehati bisa menguat 14%-19% di akhir tahun. Indo Premier juga memiliki reksadana dengan acuan SRI-Kehati, yakni Premier ETF SRI-Kehati.
Berdasarkan data Infovesta, Premier ETF SRI-Kehati memberi
return 23,41% tiga tahun terakhir. Sementara di periode yang sama IHSG cuma menguat 9,34%. Wawan juga melihat reksadana yang mengacu pada JII bisa mencetak
return menarik. Kenaikan terutama didukung saham komoditas, infrastruktur dan properti. Indo Premier Investment Management juga memiliki reksadana berbasis JII, yaitu Premier ETF Syariah JII. Di tiga tahun terakhir, reksadana ini untung sebesar 2,06%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia