Menilik Kecanggihan Teknologi AI Milik Elon Musk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk meluncurkan model kecerdasan buatan terbaru dari startup-nya, xAI, yang diberi nama Grok-2.

Model ini menawarkan kemampuan yang lebih canggih dibandingkan pendahulunya, Grok 1.5, dengan fitur baru yang menarik sekaligus kontroversial.

Grok-2: Lompatan Teknologi dalam AI

Peluncuran Grok-2 oleh xAI menandai langkah maju yang signifikan dalam dunia AI. Model ini diklaim sebagai "lompatan besar" dibandingkan dengan Grok 1.5, dengan peningkatan kemampuan dalam memahami dan merespons permintaan pengguna.


Grok-2 juga hadir dengan versi mini, yang disebut Grok-2 mini, yang meskipun lebih kecil, tetap memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk menangani berbagai tugas.

Salah satu fitur yang paling menarik perhatian dari Grok-2 adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambar berdasarkan permintaan pengguna, mirip dengan apa yang ditawarkan oleh model seperti DALL-E dari OpenAI dan Gemini dari Google.

Baca Juga: 5 Janji Elon Musk Terkait Cybertruck yang Tak Terealisasi

Namun, yang membedakan Grok-2 adalah jumlah pembatasan yang jauh lebih sedikit, terutama terkait jenis gambar yang dapat dihasilkan.

Grok-2 memungkinkan pengguna untuk membuat gambar yang melibatkan tokoh politik terkemuka, seperti mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris, dalam skenario yang mungkin kontroversial.

Pengguna juga dapat menghasilkan gambar produk berhak cipta seperti karakter Simpsons, sepatu Nike, atau bahkan adegan dengan Tom and Jerry yang sedang berbagi Coca-Cola.

Kontroversi dan Dampak di Media Sosial

Kebebasan yang diberikan Grok-2 dalam menghasilkan gambar dengan konten sensitif ini langsung menuai reaksi di media sosial. Pengguna di platform X (sebelumnya Twitter) telah membagikan berbagai gambar yang dihasilkan oleh Grok-2, termasuk beberapa yang dianggap kontroversial dan memicu perdebatan.

Misalnya, ada gambar yang memperlihatkan Donald Trump sedang menembakkan dua pistol, Kamala Harris dalam pakaian militer di Gaza, serta pertandingan tinju antara dua kandidat presiden utama. Ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan teknologi ini, terutama dalam konteks politik dan hak cipta.

Baca Juga: Pelanggan Tesla di India Sudah Menunggu 7 Tahun Namun Mobilnya Tak Kunjung Datang

Reaksi dari Elon Musk dan Tanggapan Terhadap Pesaing

Elon Musk sendiri tidak ketinggalan dalam memanfaatkan momentum ini. Dalam sebuah sindiran terhadap Gemini dari Google yang pernah menuai kontroversi karena menghasilkan foto seorang pendiri AS berkulit hitam, Musk membagikan tangkapan layar dari Grok-2 yang menghasilkan potret George Washington.

Pendekatan xAI yang lebih terbuka terhadap generasi gambar mungkin tampak inovatif bagi sebagian, namun juga menimbulkan pertanyaan tentang etika dan tanggung jawab dalam penggunaan kecerdasan buatan.

Dengan semakin kuatnya kemampuan AI dalam menghasilkan konten yang sulit dibedakan dari kenyataan, risiko penyebaran informasi palsu dan gambar yang dimanipulasi juga meningkat.

Editor: Handoyo .