Menilik Kinerja Reksadana Syariah di Tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana syariah pada tahun ini tercatat bervariasi. Infovesta Utama menyoroti beberapa indeks masih mencatatkan kinerja negatif, khususnya kinerja indeks syariah di pasar saham.

Tercatat, per 24 November 2021, indeks Jakarta Islamic Index (JII) yang turun sebesar -11,03%. Infovesta Utama menyebut penurunan tersebut tak lepas dari kinerja pada emiten di sektor konstruksi dan barang baku yang terkoreksi cukup dalam hingga -47%. 

“Pandemi masih menjadi sentimen utama perlambatan sektor-sektor tersebut. Meski demikian, Indeks Saham Syariah Indonesia masih tercatat positif atau sebesar 5,91%,” tulis Infovesta Utama dalam rilis mingguannya pada Senin (27/12)


Baca Juga: IHSG Masih Merah, Reksadana Pendapatan Tetap Jadi yang Terbaik Sepekan Terakhir

Sementara di pasar surat utang, kinerja indeks acuan syariah melalui Indonesia Sukuk Index (ISIX) mengalami kenaikan sebesar 6,8% yang ditopang oleh kenaikan indeks acuan sukuk pemerintah melalui Indonesia Government Sukuk Index (IGSIX) sebesar 6,72% dan sukuk korporasi melalui Indonesia Corporate Sukuk Index (ICSIX) sebesar 10,53%.

Menurut Infovesta Utama, efek surat utang berbasis syariah menjadi alternatif pendanaan korporasi di tengah pemulihan ekonomi dan momentum suku bunga rendah. Hal tersebut pada akhirnya turut mendorong kenaikan kinerja reksadana syariah. Adapun, kinerja indeks acuan Infovesta Sharia Bond Index naik sebesar 6,56%.

Sebagian besar performa reksadana syariah tercatat positif. Stabilnya pergerakan kinerja reksadana pasar uang (+2,92%) menempatkannya sebagai kinerja tertinggi dibandingkan reksadana lainnya. Hal tersebut tercermin dari dana kelolaannya berdenominasi rupiah per November 2021 yang mengalami kenaikan terbesar mencapai Rp862,18 miliar (+11,47%). 

Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal Naik 89,58% Sepanjang Tahun, Investor Ritel Mendominasi

Berikutnya, kinerja reksadana pendapatan tetap syariah berhasil naik 2,65% dengan AUM yang juga naik 2,53% menjadi Rp189,66 miliar. Sementara kinerja reksadana campuran syariah tercatat tumbuh 2,22% dengan kenaikan AUM sebesar Rp110,54 miliar atau tumbuh 13,08%. Hanya reksadana saham yang tercatat mengalami penurunan kinerja sebesar 5,90% di mana sejalan dengan penurunan AUM hingga Rp94,04 miliar (-1,51%). 

Infovesta Utama meyakini reksadana syariah ke depan masih akan bergerak fluktuatif ke depan dengan beragam isu yang ada seperti kekhawatiran varian Omicron dan potensi kenaikan Fed Fund Rate (FFR).

“Namun, reksadana pasar uang syariah dapat menjadi alternatif menarik sambil menunggu peluang di kelas aset lainnya. Terlebih, ekspektasi kenaikan suku bunga di tahun 2022 berpotensi menjadi katalis positif untuk reksadana pasar uang syariah,” tutup Infovesta Utama.

Baca Juga: Saran Meracik Ulang Investasi Tahun 2022, yuk Simak Baik-Baik!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati