Menilik Peta Investor Asing di Industri Perbankan Tanah Air



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran investor asing di industri perbankan tanah air marak beberapa tahun terakhir. Alhasil, aset beberapa investor asing di industri ini pun semakin besar.

Dalam hal ini, investor asal jepang menjadi yang paling banyak memiliki aset di industri perbankan yang senilai Rp 724,33 triliun. Disusul oleh investor asal Singapura yang secara total memiliki aset perbankan di tanah air mencapai Rp 525,65 triliun.

Untuk investor asal Jepang sendiri, MUFG menjadi salah satu investor yang memang bisa dibilang yang paling kokoh di industri keuangan ini. Di mana, mereka memiliki 92,47% saham Bank Danamon ditambah ada juga kantor cabang MUFG Bank yang ada di Indonesia.


Baca Juga: Saham-Saham Bank Lapis Kedua Melonjak, Begini Penjelasan Analis

Presiden Direktur Bank Danamon Daisuke Ejima mengungkapkan bahwa investor asal negeri sakura saat ini  memang dari awal melihat pasar Indonesia memiliki pasar yang potensial

Ejima yang sebelumnya merupakan regional executive untuk MUFG Bank Asia Pasifik melihat investasi MUFG di Bank Danamon saat ini masih sesuai kesepakatan. Di mana, bank tersebut kini fokus pada empat bisnis, antara lain korporasi, UMKM, konsumer, serta Adira Finance.

“Ini kita akan masuk ke era kedua kerjasama MUFG dan Danamon dan akan kita lihat apa yang berhasil dan tidak berhasil. Saat ini masih susah diprediksi,” ujar Ejima dalam wawancara terbatas dengan media, Kamis (20/7).

Di bisnis korporasi, Ejima bilang bahwa Bank Danamon banyak memanfaatkan jaringan perusahaan yang dimiliki oleh MUFG, antara lain Toyota, Honda, dan beberapa merek otomotif lainnya.

Tak hanya itu, ia juga menyebutkan pihaknya juga bakal semakin menguatkan bisnis konsumer. Itu berkolaborasi dengan Adira Finance dan beberapa perusahaan yang baru saja diakuisisi MUFG seperti Home Credit Indonesia dan Mandala Finance.

Penguatan bisnis konsumer juga semakin tercermin dengan proses akuisisi aset konsumer Standard Chartered yang nilainya mencapai Rp 1,3 triliun. Proses akuisisi tersebut juga masih berjalan. 

“KPR, personal loan, kartu kredit adalah produk yang penting untuk Bank Danamon, sehingga pembelian aset ini sejalan dengan strategi kita,” ujar Ejima.

Sementara itu, investor asing lainnya yang juga semakin ambisius untuk memperbesar gurita bisnisnya di Indonesia adalah Lembaga Keuangan asal Korea Selatan, KB Financial Group (KBFG). Hanya saja, perluasan bisnis tak sebatas di industri perbankan.

Head of Global Business Group KB Kookmin Bank Nam Hoon Cho pernah mengungkapkan, dengan melihat potensi dari Indonesia, KBFG tidak hanya akan fokus pada perbankan melainkan bisnis lain di dunia finansial.

“Untuk bisa dikenal lebih di masyarakat Indonesia, usaha yang termasuk di dalamnya adalah akuisisi perusahaan-perusahaan finansial lain di Indonesia atau menambah strategic partner,” ujarnya, Mei lalu.

Baca Juga: Ini Negara Asal Investor Asing yang akan Segera Mengakuisisi Bank di Indonesia

Di industri perbankan, Kookmin Bank ini merupakan investor dari Bank KB Bukopin. Bank asal negeri gingseng tersebut mendekap 66,8% dari bank tersebut.

Kehadiran investor asing di industri perbankan ini tampaknya juga belum akan berakhir dalam beberapa tahun ke depan. Mengingat, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga menyebutkan banyak investor asing yang sedang antri masuk ke Indonesia.

Dian bilang saat ini ada beberapa negara yang tengah berproses untuk mengakuisisi bank lokal. Diantaranya adalah Jepang, Korea Selatan, dan China yang saat ini paling menonjol.

“Rencananya mereka akuisisi, tergantung izin dari kita juga kan,” ujar Dian.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengakui saat ini asal negara investor asing yang banyak masuk ke industri perbankan tanah air yaitu Jepang dan Korea. 

Ia melihat itu dikarenakan prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih besar. Ditambah, penduduk Indonesia yang baik menjadi pangsa pasar yang potensial untuk industri keuangan.

“Pertumbuhan ekonomi di negara mereka kan kecil,” ujar Trioksa.

Hanya saja, ia menyadari bahwa kehadiran investor asing tak semerta-merta membuat kinerja keuangan bank yang diakuisisi menjadi ciamik. Menurutnya, bank-bank BUMN dan bank swasta lainnya seperti BCA masih bakal lebih baik.

Ia melihat tujuan masuknya investor asing ke Indonesia itu tak semerta-merta untuk mengejar kinerja pertumbuhan yang tinggi. Melainkan, hanya sekedar hadir di Indonesia.

“Karena negaranya sudah tergolong maju, bukan emerging,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi