Menilik Porsi Investasi Dapen BCA, Mana yang Paling Dominan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun BCA (DPBCA) melaporkan bahwa Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) menyumbang porsi sebesar 7,26% atau Rp 420 miliar dari total nilai investasi per Juni 2024.

Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno, mengungkapkan bahwa total nilai investasi DPBCA mencapai Rp 5,81 triliun pada periode yang sama.

“SBRI menyumbang porsi sebesar 7,26% dari total nilai investasi per Juni 2024. Jumlah ini adalah yang terbesar setelah instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) dan Tanah,” kata Budi kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/8).


Budi menilai investasi di SRBI menarik karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan Deposito dan SBN dengan jangka waktu 1-5 tahun. SRBI diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), sehingga risiko gagal bayar sangat rendah dan menawarkan imbal hasil tetap yang memberikan pendapatan stabil dan dapat diprediksi.

Baca Juga: Dapen BCA Sebut SBN Mendominasi Portofolio Investasi Per Juni 2024

Dengan berinvestasi di SRBI, DPBCA dapat mendiversifikasi portofolio investasi, yang membantu mengurangi risiko keseluruhan dan melindungi terhadap volatilitas pasar di instrumen lain seperti saham.

Namun, Budi mencatat bahwa SRBI dapat terpengaruh oleh perubahan suku bunga. Jika suku bunga naik, nilai pasar SRBI bisa turun, meskipun risiko gagal bayar tetap rendah.

Sebagai informasi tambahan, SBN menyumbang porsi terbesar dari total nilai investasi dengan angka 36,45% per Juni 2024, diikuti oleh tanah dan bangunan sebesar 15,99%. Alokasi investasi lainnya meliputi penyertaan langsung sebesar 13,93%, deposito 13,43%, SRBI 7,26%, obligasi 6,61%, serta saham dan reksadana sebesar 6,33%.

Baca Juga: Investasi Saham di Dana Pensiun Terus Turun, Ini Penyebabnya

Budi juga mencatat penurunan investasi di saham pada Juni 2024. Penurunan ini disebabkan oleh volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti obligasi.

"Jika pasar saham diperkirakan mengalami volatilitas tinggi atau penurunan, dana pensiun cenderung mengurangi eksposur mereka ke saham untuk mengurangi risiko tersebut," tambah Budi.

Dengan beralih ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti SBN atau obligasi, dana pensiun dapat lebih efektif dalam melindungi nilai portofolio mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .