Menilik Potensi Hashim Djojohadikusumo Garap Bisnis Air Bersih di IKN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha sekaligus adik dari presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, tampaknya memiliki peluang besar untuk mengembangkan bisnis air bersih di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Perlu diketahui, jauh sebelum Presiden Jokowi menunjuk Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai wilayah ibu kota negara yang baru, Hashim telah lebih dulu memiliki bisnis penyediaan air bersih di bawah naungan Arsari Group dengan nilai USD 330 juta.

Bisnis air bersih ini awalnya untuk memenuhi kebutuhan operasional Arsari Group di daerah tersebut. Hashim pun menyewa konsultan asal Belanda, Witteveen Bos, untuk mensurvei pasokan air.


Sebelum adanya IKN, Arsari Group telah merencanakan untuk memasok air bersih di wilayah Kalimantan Timur, seperti Balikpapan, Samarinda, Kota Bangun, Tenggarong, Kabupaten PPU, dan sekitarnya.

Baca Juga: Brantas Abipraya Bangun Sejumlah Proyek Penting di IKN Nusantara

Pada tahun 2022, Hashim pernah mengatakan bahwa waduk yang dimiliki perusahaan hanya berjarak 25-30 km dari Istana Presiden di IKN Nusantara. Sehingga dirinya siap jika pemerintah membutuhkan pihaknya untuk memenuhi kebutuhan air di sana.

Namun, saat dihubungi Kontan, Hashim tidak menjawab terkait perkembangan proyek untuk memasok air di IKN dari Arsari Group di tahun 2024 ini.

Selain Hashim, di Indonesia ada beberapa perusahaan pengelola air bersih, baik swasta maupun BUMN.

Contohnya PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), yang awalnya merupakan perusahaan kontraktor konstruksi, melalui anak usahanya PT Potum Mundi Infranusantara (POTUM), melirik bisnis pengelolaan air bersih di dalam negeri.

Saat ini, POTUM telah mengelola air bersih di SCTK Serang Banten dengan kapasitas produksi sebesar 375 liter per detik (lps), dan DCC di Medan dengan kapasitas produksi sebesar 200 lps.

Namun, terkait bisnis air di IKN, Head of Corporate Communication & CSR Nusantara Infrastructure Indah D.P. Pertiwi mengatakan bahwa saat ini pihaknya belum turut serta dalam proyek-proyek di IKN.

"Untuk saat ini, POTUM memang belum turut serta dalam mengambil bagian proyek air bersih di wilayah IKN, namun demikian kami akan terus menggali peluang-peluang bisnis yang mungkin untuk dijajaki," ungkap Indah beberapa waktu lalu.

Selain META, ada juga Adaro Water, anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang memiliki beberapa proyek pengelolaan air bersih, seperti fasilitas pengolahan air (WTP) berkapasitas 200 lpd di Bekasi, Jawa Barat dan WTP berkapasitas 500 lpd di Medan, Sumatra Utara.

Sama seperti META, Adaro belum menunjukkan keterlibatannya dalam proyek pengelolaan air di IKN.

Presiden Direktur Adaro Water Ahmad Rosyid mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih belum memiliki rencana untuk mengambil bagian di IKN.

“Adaro Water sampai dengan saat ini masih belum memiliki rencana untuk ambil bagian dari penyediaan air minum di IKN,” katanya.

Lain halnya dengan PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) yang telah melakukan pembangunan prasarana penyediaan air baku di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Proyek ini merupakan proyek KSO ADHI dengan Selaras dan Ikhsan dengan total rencana pengambilan debit air baku sebesar 3.000 liter per detik.

Baca Juga: Keberlanjutan Proyek IKN Masuk dalam APBN Prabowo-Gibran

Pembangunan prasarana intake dan jaringan pipa transmisi di Sungai Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara ini merupakan program pengelolaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di IKN yang berasal dari Sungai Sepaku.

“Proyek ini akan menyediakan air baku untuk air bersih yang merupakan kebutuhan dasar manusia sehari-hari yang harus disediakan pemerintah mulai dari standar pelayanan minimal sampai dengan target pemenuhan kebutuhan air bersih 100% di IKN,” ungkap Direktur Operasi II, Suko Widigdo.

Perusahaan BUMN lain, Brantas Abipraya (Persero) juga tercatat telah membangun embung di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN sebagai upaya untuk menanggulangi luapan air hujan.

Brantas Abipraya membangun sebanyak 14 embung di IKN, tepatnya di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Proyek ini mulai dikerjakan pada akhir tahun 2022 lalu dan ditargetkan selesai pada awal tahun 2024.

“Embung ini berfungsi mengendalikan potensi banjir di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Selain itu, belasan embung ini dibangun dengan tujuan memerindah kota serta mendinginkan suhu udara yang terkadang terasa cukup panas,” ujar Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .