KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebuah ekosistem jasa keuangan, tak jarang bank juga memiliki anak usaha di sektor perasuransian dalam bisnisnya. Meski saling berkaitan, tampaknya bank tak serta-merta mempertahankan bisnis asuransi tersebut jika kontribusinya mini. Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang baru saja dikabarkan akan menjual 60% sahamnya di PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) kepada PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life). IFG Life juga bakal mengambil 10% saham Mandiri Inhealth yang dimiliki PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Terkait divestasi saham tersebut, Bank Mandiri belum mau buka suara untuk rencana selanjutnya dalam bisnisnya di sektor asuransi. Mengingat, tahun lalu bank berlogo pita emas ini juga melepas semua kepemilikan sahamnya di bisnis asuransi umum, PT AXA Insurance Indonesia.
Artinya, Bank Mandiri nantinya di industri asuransi hanya akan menjadi pemegang saham pengendali untuk AXA Mandiri Financial Services (AMFS). Di mana, kepemilikan sahamnya masih mencapai 51%.
Baca Juga: Terkait Aksi Akuisisi Mandiri Inhealth, Begini Penjelasan Bos IFG Pada paparan kinerja di awal tahun ini, Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo mengungkapkan bahwa pihaknya secara berkala selalu mereview kinerja dari perusahaan anak. Sigit menyebut kontribusi anak usaha terhadap laba konsolidasi pun dinilai cukup membantu. “Kami selalu memberikan kajian yang lebih mendalam dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Kalau ada perlu penambahan modal pun kita sesuaikan dengan kebutuhan anak usaha,” ujarnya. Jika dilihat dari presentasi perusahaan, kontribusi anak usaha Bank Mandiri di sektor asuransi per 2023 memang hanya AMFS. Kontribusi labanya mencapai Rp 677 miliar, tertinggi kedua setelah BSI. Namun, itu bukan berarti kinerja Mandiri Inhealth tak mengesankan. Mengingat, perusahaan yang fokus pada bisnis asuransi kesehatan tersebut mampu mencatatkan pertumbuhan premi sepanjang 2023 mencapai 15,8% menjadi Rp 3,43 triliun. Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa perusahaan anak di sektor asuransi masih memiliki kontribusi yang cukup signifikan sepanjang 2023. BRI kini memiliki dua perusahaan asuransi, BRI Life dan BRI Insurance. Dalam presentasi kinerja BRI 2023, BRI Life tercatat memberikan kontribusi laba sebesar 7,4% dari total laba anak usaha yang senilai Rp 7,3 triliun. Sementara, BRI Insurance memberikan kontribusi 6,6%. “Kedua perusahaan tersebut menunjukkan kinerja positif dengan tren kontribusi yang meningkat selama beberapa tahun terakhir,” ujarnya.
Baca Juga: Pendapatan Premi Asuransi Umum Naik Dua Digit Hendy bilang bisnis asuransi ini akan dipertahankan sejalan dengan harapan OJK untuk meningkatkan penetrasi dan densitas asuransi di Indonesia. Oleh karenanya, BRI menilai bahwa industri asuransi memiliki prospek positif. “Kami mengharapkan perusahaan anak di bidang asuransi dapat memberikan kontribusi yang terus meningkat di tahun 2024 dan masa mendatang,” tambahnya.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin pun mengungkapkan bahwa sejatinya asuransi ini memang sejatinya berkaitan dengan bisnis perbankan. Sehingga, lebih menguntungkan jika bank memiliki perusahaan asuransi. Namun, ia menyadari ada beberapa faktor yang bisa membuat bank melepas kepemilikan saham di perusahaan asuransi. Di antaranya, prospek bisnis dan kontribusi terhadap kinerja yang bisa dinilai tak signifikan. “Jadi lebih ke efisiensi dan tidak banyak memiliki perusahaan asuransi,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi