KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas berada dalam tren penguatan dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut sejalan dengan tren pelemahan rupiah dan memanasnya konflik di Timur Tengah. Melansir Bloomberg, indeks dolar berada di level yang tinggi di 106. Angka ini menguat 1,87% dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data kanal Trading Economics, harga emas pun terus menguat dan berada di level US$ 2.385 per ons troi pada Selasa (16/4) pukul 06.07 WIB. Harga itu menguat 1,95% dalam sepekan terakhir.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan, saat ini permintaan emas masih sangat tinggi. Hal ini disebabkan tensi geopolitik di Timur Tengah yang memanas. Harga emas juga terpengaruh dengan sentimen pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed). Baca Juga:
Jadi Safe Haven, Harga Emas Diramal Bakal Terus Berkilau “Meski saat ini potensi pemangkasan suku bunga di tahun 2024 hanya terjadi 2 kali, permintaan akan emas kami perkirakan akan tetap kuat dengan adanya peralihan dari
bonds,” kata Audi kepada Kontan Senin (16/4). Menurut Audi, dengan adanya dua sentimen tersebut menyebabkan emiten tambang emas mendapat dorongan positif terhadap kinerjanya. Apalagi, tren ini akan berlangsung dalam jangka waktu menengah, di mana potensi suku bunga masih akan turun lebih lambat dari perkiraan pasar sebelumnya. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang kembali panas pada akhir pekan lalu memang pada dasarnya menyebabkan ketidakpastian di pasar saham meningkat. Alhasil, investor pun cenderung beralih ke investasi
safe-haven seperti emas. Bahkan, emas pun sempat berada di level tertinggi sepanjang masa setelah menyentuh US$ 2.400 per ons troi. Walau di awal pekan ini pasar sempat ditenangkan dengan pernyataan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan ikut campur membantu Israel secara langsung dan meredam potensi perang dunia terjadi, namun peluang serangan balasan kepada Iran dapat terjadi sewaktu-waktu dalam periode dekat tetap ada. Research Analyst MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menambahkan, kenaikan harga emas juga mendapat dorongan dari ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed.
Adapun secara teknikal, pergerakan harga emas dunia masih berada di fase
uptrend. Herditya memprediksi, harga emas akan menguji ke rentang US$ 2.450 – US$ 2.510 per ons troi.
Herditya menilai, apabila sentimen yang ada terjadi berkepanjangan dapat menjadi sentimen dalam jangka menengah ke panjang. Herditya mencermati saham-saham berikut,
ANTM dengan target harga Rp 1.740 – Rp 1.845,
MDKA berkisar di angka Rp 2.830 – Rp 3.000, dan
PSAB di harga Rp 194 – Rp 210. Sedangkan, Audi merekomendasikan
buy untuk saham-saham berikut, diantaranya, ANTM dengan target harga Rp 1.970 dan MDKA di harga Rp 3.300. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari