Menilik Prospek Kinerja Asuransi Jiwa pada Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi jiwa masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti daya beli yang belum menunjukkan tanda pemulihan. Meski begitu, sejumlah perusahaan industri asuransi jiwa terus mencoba bersikap optimistis untuk mencatat kinerja positif di tahun depan. 

Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon mengatakan, rencana kenaikan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025 ini secara tidak langsung berpotensi semakin menekan daya beli masyarakat, khususnya untuk produk asuransi jiwa yang masih tergolong kebutuhan tersier.

"Namun kita melihat tahun depan masih prospektif. Mudah-mudahan para pemegang polis atau masyarakat lebih mempercayakan kepada industri yang tidak terkena PPN daripada yang dikenakan PPN," ujarnya saat konferensi pers kuartal III-2024, Jumat (29/11).


Baca Juga: AAJI Ungkap Sejumlah Upaya Negara ASEAN Atasi Masalah Inflasi Medis

Lebih lanjut, AAJI menilai jika pajak negara dipergunakan untuk sektor yang tepat, maka kemampuan perputaran ekonomi akan bergerak lebih optimal, sehingga daya beli masyarakat bisa terjaga.

Hingga kuartal III-2024 AAJI mencatat pendapatan premi naik tipis sebesar 0,2% secara year on year (YoY) dengan total nilai mencapai Rp 132,27 triliun hingga kuartal III-2024.

Pertumbuhan pendapatan premi didorong oleh pendapatan premi lanjutan sebesar Rp 56,6 triliun yang meningkat sebesar 4,2% dan premi reguler sebesar Rp 79,08 triliun yang meningkat 5,7%.

Sementara hasil investasi yang diperoleh hingga kuartal III-2024 juga memberikan kontribusi yang signifikan dengan pertumbuhan 15,1%, mencapai Rp 26,95 triliun. Adapun jika diakumulasikan, AAJI mencatat total pendapatan senilai Rp 166,27 triliun atau meningkat 2,1% secara YoY.

Mengenai hal ini, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menyampaikan, pada tahun depan perusahaan terus berupaya untuk memberikan perlindungan untuk banyak orang.

Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arianti Gautama melihat, hingga saat ini risiko kesehatan masih terus tinggi. Dengan demikian, pihaknya terus berupaya memberikan edukasi dan memperkenalkan rangkaian proteksi inovatif.

"Selain itu, kami juga terus memberikan pelayanan terbaik yang memberikan nilai tambah kepada para nasabah," kata Vivin kepada Kontan, Jumat (29/11).

Baca Juga: AAJI Ungkap Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Industri Asuransi Jiwa

Generali telah menyediakan serangkaian produk asuransi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah, mulai dari produk tradisional, produk unitlink, produ syariah, dan produk asuransi online yang mudah dijangkau.

"Segmen nasabah dan pangsa pasar Indonesia-pun sangat luas dan setiap jenisnya memiliki segmen nasabahnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan prioritas proteksinya," ujarnya.

Tahun depan, Generali optimistis bisa terus menjangkau banyak orang untuk memiliki proteksi dan terus memaksimalkan berbagai saluran distribusi yang ada, mulai dari keagenan, partnership distribution, employee benefit atau corporate solution dan asuransi online. 

Dengan strategi multi-channel dan multi product, Vivin bilang, Generali berupaya menghadirkan proteksi asuransi untuk keamanan finansial keluarga Indonesia.

Melansir laporan keuangan Generali pada Oktober 2024, pendapatan premi tercatat senilai Rp 2,67 triliun. Nilai ini meningkat sebesar 6,93% secara year on year (YoY) dari Rp 2,50 triliun.

Direktur PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) Listianawati Sugiyanto, juga menyampaikan optimisme-nya untuk tahun depan. Perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja lebih dari 10% pada tahun 2025 mendatang.

Sebelumnya, Ciputra Life membidik pertumbuhan pendapatan premi senilai Rp 600 miliar untuk sepanjang tahun 2024 ini. Melansir laporan keuangan perusahaan, pada Oktober 2024, pendapatan premi tercatat meningkat sebanyak 34,48% secara YoY menjadi senilai Rp 488,01 miliar, dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 362,87 miliar.

"Pertumbuhan pendapatan premi mayoritas didorong dari asuransi jiwa kredit," kata Listiana kepada Kontan, Jumat (29/11).

Baca Juga: AAJI Catat Kanal Bancassurance Naik 2,9% Jadi Rp 57,70 Triliun per Kuartal III-2024

Untuk mendorong pertumbuhan asuransi jiwa kredit, Ciputra Life bekerja sama dengan perusahaan perbankan dan perusahaan pembiayaan. Sampai dengan saat ini, Ciputra Life telah bekerja sama dengan lebih dari 20 perusahaan bank dan perusahaan pembiayaan.

Selain asuransi jiwa kredit, Ciputra Life juga memasarkan produk asuransi kesehatan kumpulan untuk korporasi, produk asuransi kesehatan dan jiwa traditional sederhana yang dipasarkan melalui saluran distribusi telemarketing dan digital yaitu program Ciputra Entrepreneurs Club.

Strategi ini diharapkan dapat mendukung target-target yang telah ditetapkan, untuk pertumbuhan kinerja pada tahun depan.

Selanjutnya: Menteri Ketenagakerjaan Beri Penjelasan Soal Kenaikan Upah Minimum 6,5% pada 2025

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (3/12), Ini Wilayah yang Berpotensi Diguyur Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .