Menilik Prospek Pasar Kendaraan Listrik di AS



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ford, GM, dan bahkan Tesla memperingatkan tentang pasar kendaraan listrik. Pasalnya penjualan kendaraan listrik telah mencapai tipping point alias titik kritis di AS.

Dikutip dari yahoo finance, perusahaan riset Kelley Blue Book (KBB) menemukan bahwa penjualan kendaraan listrik AS mencapai 313,000 unit pada kuartal ketiga, naik hampir 50% dari tahun ke tahun, dengan pangsa pasar kendaraan listrik mencapai 7,9%, level tertinggi yang pernah ada. Produsen mengingatkan bahwa produk hebat saja tidak cukup, tetapi harus bisa kompetitif dalam harga untuk bisa bertahan.

“Dalam industri kendaraan listrik, memiliki produk hebat saja tidak cukup. Kita harus benar-benar kompetitif dalam hal biaya,” kata CEO Ford Jim Farley.


Ford baru-baru ini menghentikan investasi dalam proyek kendaraan listrik senilai US$ 12 miliar sampai kapasitas tersebut diperlukan. Ford mengatakan dalam laporan pendapatannya bahwa pembeli kendaraan listrik di AS tidak bersedia membayar lebih untuk kendaraan listrik dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin atau hibrida, sehingga secara signifikan menekan harga dan profitabilitas kendaraan listrik.

Meskipun Ford mengatakan pihaknya optimis terhadap kendaraan listrik generasi kedua dan ketiga yang akan datang, penilaian suram perusahaan terhadap pasar listrik AS sejalan dengan laporan dari General Motors awal pekan ini.

Baca Juga: Pabrikan Jepang Serius Garap Mobil Listrik di Indonesia

“Kami juga memperlambat percepatan produksi kendaraan listrik di Amerika Utara untuk melindungi harga kami, beradaptasi dengan perlambatan pertumbuhan permintaan dalam jangka pendek, dan menerapkan efisiensi teknis serta perbaikan lainnya yang akan membuat kendaraan kami lebih murah untuk diproduksi dan lebih menguntungkan.” CEO GM Mary Barra.

Ketika GM menunda ekspansi truk listriknya awal bulan ini, mereka menyebut perubahan permintaan kendaraan listrik sebagai alasan utama memperlambat penjualan truk listriknya.

Bahkan CEO Tesla (TSLA), Elon Musk, yang merupakan produsen kendaraan listrik terbesar di industri, telah memberikan tanggapan dingin terhadap pasar kendaraan listrik dan lanskap ekonomi secara keseluruhan.

Musk mengatakan, bahwa perusahaan telah menunda pembangunan Gigafactory yang akan datang di Meksiko karena kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga, yang membuat pembiayaan mobil lebih mahal bagi konsumen, sehingga mengurangi permintaan.

“Saya prihatin dengan tingginya tingkat suku bunga yang kita alami saat ini, dan saya sangat menekankan betapa pentingnya biaya. Kita harus membuat produk-produk kita lebih terjangkau sehingga masyarakat dapat membelinya," kata Musk.

Jessica Caldwell, Direktur Wawasan di firma riset otomotif Edmunds, sependapat dengan Musk. Menurutnya, suku bunga yang tinggi saat ini juga tidak kondusif untuk meyakinkan konsumen untuk mengeksplorasi teknologi otomotif yang belum matang, dan biayanya telah membuat kendaraan listrik berada di luar jangkauan banyak konsumen.

"Setelah satu dekade belanja yang lebih besar karena suku bunga rendah, konsumen kini perlu melakukan penghemata,” kata Caldwell kepada Yahoo Finance

Editor: Handoyo .