Menilik Prospek Saham Emiten Multifinance di Tengah Kenaikan Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia September 2022, analis memperkirakan BI akan kembali mengerek suku bunga 25 basis points (bps).

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, apabila suku bunga acuan kembali naik maka akan memberikan dampak positif bagi sektor perbankan seiring dengan potensi kinerja yang membaik.

Selain itu, sambung Azis, data pertumbuhan kredit juga masih menunjukkan pertumbuhan positif sehingga sektor keuangan masih menarik di tengah kenaikan suku bunga.


"Terlebih, kenaikan suku bunga merupakan kemauan pelaku pasar untuk mengendalikan inflasi sehingga berpotensi berdampak positif bagi pergerakan pasar," kata Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (21/9).

Baca Juga: Wall Street Menguat Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Azis menambahkan, kenaikan suku bunga juga bisa berdampak positif bagi sektor jasa keuangan. Mengingat, kenaikan suku bunga dapat meningkatkan bunga kredit dan dapat meningkatkan kinerja sektor jasa keuangan di tengah permintaan kredit yang masih tumbuh.

Sementara itu, emiten yang dirugikan dari tingginya suku bunga acuan adalah perusahaan yang memiliki hutang bunga, apalagi hutang bunga yang bersifat floating, seperti sektor teknologi, properti, dan konstruksi.

Di tengah potensi kenaikan suku bunga, ia menilai sektor multifinance juga masih menarik untuk dicermati dimana secara valuasi masih terbilang murah. Azis menjagokan ADMF dan BFIN dengan potensi kenaikan harga 10%-15%.

Baca Juga: Suku Bunga BI Diramal Naik, Bagaimana Dampaknya untuk Sektor Keuangan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati