Menilik prospek saham konglomerasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju saham-saham konglomerasi kembali berada dalam tren penurunan. Misalnya saja di grup Lippo, saham PT Siloam International Tbk (SILO) turun 1,34% ke level Rp 5.525 per saham dalam seminggu terakhir.

Kemudian saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga melemah 4,42% ke posisi 173 dalam sepekan terakhir. Hanya saja, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melesat hingga 23,73% ke harga Rp 1.095.

Selanjutnya dari grup Salim, harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 0,81% ke level Rp 6.100 dalam sepekan, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) melemah 0,29% ke posisi Rp 8.600 per saham, saham PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) merosot 2,40% ke harga Rp 1.220, dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) juga menyusut 5,43% ke harga Rp 12.200 per saham.


Baca Juga: Wall Street naik lebih dari 2% setelah mencetak penurunan terburuk dalam tiga bulan

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mencermati, pergerakan saham-saham dari grup Salim cenderung tertahan oleh beberapa sentimen. Untuk saham ICBP dan INDF terbebani sentimen ICBP yang akan mengakuisisi seluruh saham Pinehill Company Limited.

Sebagai informasi, perjanjian jual beli saham itu telah diteken pada 22 Mei 2020 yang lalu. Adapun total dana yang akan digelontorkan ICBP sebesar US$ 2,99 miliar.

Untuk membayar akuisisi itu, ICBP akan mendanainya dari kas internal US$ 300 juta. Sementara sebesar US$ 2,69 miliar lainnya berasal dari fasilitas pinjaman. Menurut Wawan, ICBP dalam jangka pendek akan terbebani dengan adanya utang untuk mengakuisisi Pinehill Company Limited. "Kalau dilihat harga ICBP akan susah naik karena akuisisi tersebut," kata Wawan kepada Kontan.co.id, Jumat (12/6).

Baca Juga: Simak rekomendasi saham-saham Grup Saratoga

Namun, ia melihat dalam jangka panjang aksi akuisisi Pinehill ini akan menguntungkan untuk ICBP. Dalam catatan Kontan.co.id, saat ini kontribusi ekspor ICBP masih di bawah 20%. Nah, langkah akuisisi itu diharapkan bisa menambah kontribusi ekspor ICBP.

Dilihat dari prospek bisnisnya, emiten konsumer juga akan diuntungkan dengan adanya relaksasi PSBB yang tengah dilakukan. Pasalnya, pelonggaran PSBB ini dapat mengerek penjualan mereka.

Dari grup Lippo, Wawan menambahkan, PT Multipolar Technology Tbk menjadi salah satu emiten dengan prospek bisnis yang cukup baik di tengah pandemi. Emiten yang bergerak di bidang penyedia telekomunikasi ini juga menjadi salah satu perusahaan yang mengalap berkah dari adanya pandemi Covid-19.

Baca Juga: PSBB dilonggarkan, emiten jalan tol mencatatkan kenaikan volume lalu lintas

Pada kuartal pertama tahun ini, MLPT menorehkan kenaikan laba bersih hingga 51,87% menjadi Rp 29,57 miliar pada kuartal pertama 2020. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan penjualan bersih dan pendapatan jasa yang tumbuh 8,13% jadi Rp 508,91 miliar pada kuartal pertama 2020. Padahal, penjualan dan pendapatan jasa pada kuartal pertama tahun lalu hanya Rp 470,66 miliar.

Dari segi valuasinya, Wawan bilang, saham INDF terbilang murah dan bisa menjadi salah satu pilihan untuk pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati