Menilik Prospek Saham-saham Emiten BUMN pada 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX BUMN20 mencetak pertumbuhan kenaikan 11,16% dari awal tahun hingga Senin (4/4). Meski demikian, beberapa saham emiten pelat merah masih mencatatkan koreksi harga saham secara ytd.

Sejumlah saham BUMN yang mencatat pelemahan harga seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dengan koreksi 28,81% ytd, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang melemah 18,99% ytd, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 13,39% ytd, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) terkoreksi 12,90% ytd, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melemah 9,95% ytd, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 5,52% ytd, PT PP Tbk (PTPP) minus 1,01% ytd, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melemah tipis 0,87% ytd.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menuturkan, kinerja emiten sektor konstruksi dan emiten semen masih kurang memuaskan lantaran beberapa hal. Selain karena pertumbuhan kinerjanya tidak agresif, mundurnya Softbank Group dalam investasi proyek ibu kota negara (IKN) turut menjadi katalis negatif bagi saham-saham karya dan semen.


Baca Juga: Indeks IDX BUMN 20 Naik 11,16%, Berikut Sentimen Pendorongnya

Sementara itu, saham KAEF mencatatkan penurunan seiring dengan meredanya Covid-19 dan memberikan tekanan yang sifatnya jangka pendek. Meski demikian, secara keseluruhan saham-saham emiten BUMN masih memiliki prospek yang baik, terlebih untuk emiten-emiten pelat merah yang memiliki fundamental bagus dan harga saham yang masih murah.

Secara valuasi, Alfred juga melihat harga saham-saham BUMN banyak yang lebih murah dibandingkan emiten yang sejenis non-BUMN. Ambil contoh PBV BBCA yang mempunyai perbedaan jauh dengan empat bank BUMN lainnya seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan BBTN. Sekarang ini saham BBCA diperdagangkan dengan PBV di 4,77 kali atau lebih besar ketimbang BBRI yang sebesar 2,46 kali, BMRI yang diperdagangkan dengan PBV 1,80 kali, BBNI di 1,27 kali, dan BBTN di 0,85 kali. Begitu juga untuk saham-saham emiten semen dan saham BUMN lainnya.

Ke depan, katalis saham-saham BUMN akan sangat bergantung pada fundamental. Alfred bilang, untuk mengharapkan sentimen lain seperti afiliasi BUMN dinilai sudah sulit, tidak seperti sebelumnya dimana faktor kepemilikan BUMN bisa menjadi sentimen tambahan bagi emiten BUMN.

Baca Juga: IDX BUMN20 Cetak Kinerja Ciamik, Intip Saham-Saham yang Menarik Dikoleksi

“Kebijakan pemerintah akan ikut menjadi sentimen bagi harga saham-saham BUMN, contohnya tingginya turn over dalam kepengurusan di emiten BUMN akan ikut mempengaruhi presepsi pasar terhadap performa emiten BUMN,” kata Alfred, Senin (4/4).

Dari jajaran saham-saham BUMN dan anak usahanya, Alfred menilai beberapa saham masih sangat menarik seperti TLKM, PGAS, KRAS, dan ADCP. Dia bilang saham-saham tersebut mempunyai prospek yang cerah, fundamental oke, dan valuasi yang masih sangat murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati