JAKARTA. Sejumlah saham LQ45 mencapai puncak tertinggi sepanjang masa pada perdagangan akhir pekan lalu saat Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) melonjak ke level tertinggi tahun ini. Saham-saham tersebut diantaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (
TLKM), PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) dan PT HM Sampoerna Tbk (
HMSP). Saham TLKM mencapai level tertinggi sejak listing di bursa saham di level Rp 3.500 per saham, AKRA mencapai level tertinggi di Rp 8.735, ICBP menginjak level Rp 16.600 dan HMSP mencapai puncak Rp 111.175.000.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai prospek bisnis TLKM, ICBP dan AKRA menurutnya memang cukup positif bahkan sejak tahun lalu. Sehingga wajar menurutnya jika saham ketiganya naik tajam. Hans mengaku telah merekomendasikan buy saham TLKM sejak tahun lalu. Dia menilai bisnis Indi Home yakni layanan broadband akses internet dengan menggunakan teknologi yang mendukung broadband akan menjadi penopang bisnis emiten pelat merah tersebut. Selain itu, pertumbuhan smartphone juga diperkirakan akan mendorong peningkatan layanan data TLKM. Proyeksi Hans, emiten ini akan mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja Rp 10% tahun ini. Sedangkan ICBP dia perkirakan tahun ini akan tumbuh 15%. Pasalnya, kenaikan harga Indomie sebagai salah satu produk unggulan ICBP akan menopang kinerjanya. "Apalagi penjualan indomie ini tidak akan terpengaruh kondisi ekonomi," tambah Hans. Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan akan lebih baik sehingga akan menopang kinerja sektor ritel seperti ICBP. Hans menilai prospek bisnis AKRA juga masih cukup positif karena model bisnisnya yang cukup menarik. Sebagai penyedia jasa logistik BBM, emiten ini menurutnya akan diuntungkan dengan tingginya konsumsi BBM dalam negeri.
Kendati prospek bisnis ketiganya masih cukup cerah, Hans hanya merekomendasikan buy untuk saham ICBP dengan target harga Rp 17.450. Sementara dia wait and see untuk saham TLKM dan AKRA karena sudah menembus target harga masing-masing Rp 3.500 dan Rp 8.670. Adapun prospek bisnis HMSP menurutnya kurang bagus karena tantangan industri rokok cukup besar di tengah meningkatnya kepedulian masyarakat akan kesehatan. Dia menilai kenaikan saham HMSP lebih dikarena peningkatan jumlah saham beredar. Oleh karena itu, dirinya menghindari saham HMSP dan tidak merekomendasikan sama sekali. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto