KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat masih memiliki sisa dana dari hasil
initial public offering (IPO). PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masih menyisakan dana hasil penawaran umum saham perdana sebesar Rp 9,33 triliun per 31 Desember 2023. Seperti diketahui, BUKA memperoleh dana IPO sebesar Rp 21,9 triliun. BUKA mengantongi dana IPO bersih sejumlah Rp 21,32 triliun setelah dikurangi biaya penawaran umum. Melansir keterbukaan informasi, BUKA telah menyerap dana IPO sebesar Rp 11,98 triliun per 31 Desember 2023.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menghabiskan Rp 10,45 triliun per 31 Desember 2023 dari dana IPO mereka yang sebesar Rp 13,57 triliun. Sehingga, dana IPO GOTO masih tersisa sekitar Rp 3,12 triliun.
Baca Juga: Sisa Dana IPO Capai Rp 9,23 Triliun, Begini Rencana Bukalapak (BUKA) PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) telah menyerap Rp 10,32 triliun dana hasil IPO. Melansir keterbukaan informasi, jumlah ini setara 98,5% dari rencana dana IPO sebesar Rp 10,47 triliun. Jika dirinci, sebanyak Rp 1,79 triliun digunakan AMMN untuk melakukan penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri. Kemudian, sebanyak Rp 3,04 triliun digunakan untuk pelunasan utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Lalu, AMMN menggunakan dana IPO senilai Rp 5,48 triliun untuk penyetoran modal kepada PT AMNT. AMMN pun menyisakan dana IPO senilai Rp 152,99 miliar per Desember 2023. Sisa dana IPO ini disimpan dalam bentuk rekening giro di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan tingkat bunga 5,5% per tahun. “Sisanya untuk post yang realisasinya belum mencapai angka optimal, yaitu penyetoran modal kepada PT AMNT,” ujar Kartika Octaviana, Vice President Corporate Communications & Investor Relations Amman Mineral, kepada Kontan, Selasa (16/1).
Baca Juga: Serapan Dana IPO Harita Nickel (NCKL) Capai 79% PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) baru merealisasikan penggunaan dana IPO sebesar 32,40% dari total dana IPO sebesar Rp8,77 triliun. Nilai yang sudah digunakan hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp2,84 triliun. Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, momentum merupakan sentimen paling utama dalam penyerapan anggaran dari dana IPO. “Apalagi seperti yang kita ketahui, situasi dan kondisi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir juga masih belum pasti,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (16/1). Jika berbicara mengenai sektor properti dan teknologi, tingginya tingkat suku bunga menjadi penghambat kinerja mereka. Di sektor komoditas, rendahnya harga komoditas juga menjadi salah satu perhatian di saat permintaan melambat. “Oleh sebab itu, momentum menjadi salah satu yang paling penting saat ini untuk bisa memaksimalkan penggunaan dana IPO tersebut,” ungkapnya. Terkait prospek realisasi dana IPO para emiten di tahun 2024, hal itu masih bergantung pada kinerja masing-masing emiten. Nico melihat, kinerja emiten-emiten tersebut masih cukup bagus hingga saat ini.
Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Telah Realisasikan Hampir Seluruh Dana IPO Apalagi, tahun 2024 diproyeksi merupakan tahun pemulihan bagi semua sektor, di mana inflasi yang diprediksi terkendali, sehingga mampu mendorong penurunan tingkat suku bunga di masa mendatang.
Namun, masih ada beberapa sentimen pemberat, seperti Pemilu 2024 yang akan membuat Perseroan masih
wait and see untuk melakukan ekspansi di tahun ini. Apalagi jika Perseroan memiliki korelasi erat dengan regulasi. “Namun, secara kinerja, sejauh ini harusnya bisa jauh lebih baik daripada yang sebelumnya,” tuturnya. Nico pun merekomendasikan beli untuk PGEO dengan target harga Rp 1.600 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .