KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan tiga emiten baru hari ini, Rabu (8/1).
Perusahaan asuransi, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (
YOII) menjadi emiten pertama yang melantai di Bursa pada tahun 2025.
YOII menawarkan saham kepada publik sebanyak 412 juta lembar saham atau sebesar 12,03% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100. Dengan begitu, perusahaan akan menerima dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp 41,21 miliar.
Dalam hajatan hari ini, YOII mencatatkan kelebihan permintaan alias
oversubscribe sebanyak 18,35 kali pada hajatan penawaran umum perdana saham atau
initial public offering (IPO).
Setelah resmi melantai, harga saham YOII naik 22% atau berada di level 122 per saham pada pukul 09.00 WIB.
Emiten kedua yang melantai di BEI tahun ini adalah PT Kentanix Supra International Tbk (
KSIX). Perusahaan properti ini mematok harga IPO sebesar Rp 452 per saham.
KSIX menawarkan sekitar 320,67 saham baru atau setara dengan 15%. Dengan demikian, KSIX meraup dana segar sebanyak Rp 144,94 miliar.
Pada perdagangan perdana, hingga pukul 09.02 WIB, saham KSIX naik 13,94% ke posisi harga Rp 515 per saham.
Direktur Utama KSIX, Ferdinand Aryanto mengatakan, perseroan sudah beroperasi selama 40 tahun dan sudah menghadirkan 40.000 rumah di sejumlah wilayah, seperti Bogor, Cileungsi, dan Cilegon.
“IPO KSIX mencatatkan
oversubscribed sebanyak 30 kali. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung pencatatan saham KSIX,” ujarnya dalam sambutan pada IPO RATU di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/1).
Emiten ketiga yang melantai hari ini adalah PT Raharja Energi Cepu Tbk (
RATU). Pada perdagangan perdana, hingga pukul 09.02 WIB, saham RATU naik 24,78% ke posisi harga Rp 1.435 per saham.
Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) ini memasang harga Initial Public Offering (IPO) di Rp 1.150 per saham.
Melansir prospektusnya, RATU menawarkan 543,10 juta saham biasa. Jumlah tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor pasca-IPO.
Adapun jumlah itu terdiri dari 190,53 juta saham baru yang dikeluarkan oleh RATU atau setara dengan 7%. Sementara 352,95 juta saham merupakan saham milik RAJA dalam rangka divestasi atau setara 13%.
Dus, emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi ini berpotensi mengantongi dana Rp 624,46 miliar, yang terdiri dari Rp 218,56 miliar dari saham baru dan Rp 405,90 miliar dari penawaran saham divestasi.
Rekomendasi saham VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat, prospek KSIX dan RATU menarik jika dilihat dari sisi sektoral.
KSIX yang masuk sektor properti dan
real estate dinilai masih menarik di tengah sentimen perpanjangan insentif PPN DTP dari pemerintah di tahun 2025.
Berasal dari sektor energi, RATU berpotensi mendapat dorongan pertumbuhan pendapatan dari Blok Cepu dan Jebung. Kedua blok itu masih memiliki jangka waktu cadangan operasional.
Meski demikian, sentimen yang berpotensi berdampak negatif ke kinerja kedua sektor adalah fluktuasi harga komoditas energi.
“Dalam jangka waktu menengah, sentimen pengetatan kebijakan suku bunga yang berpotensi menekan daya beli juga akan memberikan dampak negatif,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (8/1).
Baca Juga: Asuransi Digital Bersama (YOII) Bidik Pendapatan Premi Rp 430 Miliar di Tahun 2025 Audi melihat, ketiga emiten yang baru IPO tersebut memiliki alokasi penggunaan pada modal kerja. Sehingga, aksi korporasi tersebut bisa menunjang pendapatan para emiten itu di masa depannya.
Secara valuasi, prospek kinerja ketiga emiten tersebut juga dilihat Audi cenderung premium.
Untuk RATU,
price to earning ratio (PER) sebesar 11,29 kali, jika dibandingkan dengan potensi kenaikan kinerja sektor energi yang sebesar 8,91 kali.
PER KSIX sebesar 15,57 kali, jika dibandingkan dengan potensi kenaikan kinerja sektor properti yang sebesar 14,14 kali.
Sementara, PER YOII sebesar 14,52 kali, jika dibandingkan potensi kenaikan kinerja sektor asuransi yang sebesar 16,44 kali.
“Namun, kami belum merekomendasikan untuk ketiga emiten tersebut,” tuturnya.
Founder Stocknow.id, Hendra Wardana melihat, ketiga emiten baru di bursa menawarkan prospek dan tantangan yang menarik di sektor masing-masing, serta memberikan peluang berbeda bagi para investor.
RATU, yang bergerak di sektor energi, menunjukkan potensi yang signifikan dengan keterlibatan mereka dalam blok-blok minyak dan gas (migas), seperti Cepu dan Jabung.
“Blok-blok tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pendapatan yang stabil,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (8/1).
Jika RATU berhasil dalam strategi mereka untuk mengakuisisi blok migas baru dengan valuasi yang menarik, hal itu bisa memperkuat posisi keuangan mereka dan meningkatkan portofolio energi yang mereka miliki.
Hendra pun melihat target harga RATU bisa mencapai level Rp 1.700 per saham.
“Harapan besar ada pada kemampuan RATU untuk terus mendorong pertumbuhan mereka melalui ekspansi anorganik dan optimalisasi aset yang ada,” ungkapnya.
KSIX, yang beroperasi di sektor properti dan
real estate, menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Sebab, sektor properti sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi makro.
Namun, dana segar dari hasil IPO yang mereka peroleh dapat menjadi katalis positif, jika digunakan dengan bijak untuk modal kerja dan pembangunan infrastruktur baru.
Baca Juga: Pasca IPO, Kentanix Supra (KSIX) Targetkan Marketing Sales Rp 300 Miliar di 2025 Hendra melihat, target harga KSIX bisa mencapai Rp 610 per saham. Alasannya, perseroan memiliki potensi untuk mencatatkan pertumbuhan jangka panjang.
“Terutama, jika KSIX mampu mengatasi hambatan-hambatan di pasar properti yang saat ini masih dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti suku bunga dan inflasi,” tuturnya.
Di sisi lain, YOII berada di sektor yang tengah berkembang pesat, yaitu asuransi digital. Adopsi teknologi yang tinggi di sektor ini memberikan YOII keunggulan kompetitif yang dapat mendorong efisiensi operasional dan meningkatkan penetrasi pasar mereka.
“Dengan fokus pada inovasi dan digitalisasi, YOII berpotensi untuk terus tumbuh di pasar yang semakin terkoneksi secara digital,” ungkapnya.
Hendra pun memberikan target harga untuk YOII di level Rp 150 per saham.
Baca Juga: IPO Raharja Energi Cepu (RATU) Oversubscribe 313,15 Kali, Begini Target Usai Melantai “Pasar asuransi digital yang masih memiliki banyak ruang untuk berkembang menjadi pendorong utama prospek positif YOII di masa mendatang,” paparnya.
Ketiga emiten tersebut juga menunjukkan performa yang luar biasa dengan masing-masing saham menyentuh Auto Reject Atas (ARA) pada perdagangan hari ini.
“Kenaikan harga saham yang signifikan dalam waktu singkat ini tentu menarik perhatian investor, namun penting juga untuk mempertimbangkan risiko-risiko yang mungkin terjadi ke depan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih