Menilik reksadana minim risiko Panin Dana Likuid



JAKARTA. Di kala pasar koreksi, umumnya investor ingin memarkirkan dananya di produk reksadana yang minim risiko serta memperoleh imbal hasil tetap. Oleh karena itu, manajer investasi kerap menelurkan produk reksadana pasar uang guna memenuhi kebutuhan investor.

Salah satunya, Panin Asset Management yang meluncurkan produk reksadana pasar uang Panin Dana Likuid pada 23 Juli 2012 silam. Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja menyebutkan, mereka secara aktif dan cermat mengelola portofolio produk ini sesuai kondisi pasar.

Makanya per Agustus 2015, return Panin Dana Likuid secara year to date tercatat 4,27%. Angka tersebut lebih baik ketimbang rata-rata return reksadana pasar uang yang tercermin di Indeks Reksadana Pasar Uang Infovesta sebesar 4,18% pada periode sama.


“Akhir Agustus 2015, racikannya 50% instrumen pasar uang, sisanya di obligasi korporasi dengan tenor kurang dari satu tahun. Kinerja lebih baik karena kami bermain di komposisi yang dinamis antara kedua aset ini,” jelas Ridwan.

Sejatinya, Panin Dana Likuid leluasa menempatkan dana kelolaan hingga 100% di instrumen pasar uang seperti deposito atau obligasi korporasi dengan tempo kurang dari satu tahun. Obligasi korporasi yang digenggam juga tidak sembarangan.

Ridwan mengaku Panin Asset Management menilik kondisi fundamental emiten penerbit obligasi terkait. Kebetulan, lanjutnya, mayoritas emiten yang berprospek mengilap berasal dari sektor keuangan seperti perbankan dan perusahaan pembiayaan (multifinance). Sayangnya, ia enggan merinci aset dasar apa saja yang dimasukkan dalam Panin Dana Likuid.

Yang jelas, dengan strategi yang kini diterapkan, ia optimistis sepanjang tahun 2015 Panin Dana Likuid dapat memberikan return hingga 6%. Panin Asset Management memang terbilang fleksibel dalam meracik produk ini. “Kalau situasi pasar sudah membaik, mungkin kita akan memperbanyak porsi obligasi korporasi. Besaran penambahannya tergantung kondisi,” paparnya.

Ridwan menuturkan, Panin Dana Likuid merupakan produk reksadana pasar uang perdana mereka. Jenis reksadana ini sesuai bagi investor dengan profil risiko konservatif dan horizon investasi jangka pendek. Dengan imbal hasil stabil, Panin Dana Likuid cocok bagi investor yang ingin mencari alternatif deposito dan membutuhkan likuiditas jangka pendek.

Per Agustus 2015, reksadana ini diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 1.162,87. Di saat yang sama, dana kelolaan produk ini sudah mencapai Rp 19,46 miliar dengan total unit penyertaan 16,74 juta.

Nah, investor bisa mengoleksi reksadana ini dengan investasi awal senilai Rp 250.000. Pembelian selanjutnya juga minimal Rp 250.000. Panin Asset Management tidak mengutip biaya pembelian maupun penjualan. Produk ini menggunakan bank kustodian PT Bank Central Asia, Tbk.

Vilia Wati, analis Infovesta Utama menjelaskan, kinerja Panin Dana Likuid tertopang oleh alokasi dana pada efek obligasi korporasi. Memang jenis instrumen ini menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang deposito.

Oleh karena itu, hingga akhir tahun 2015, Vilia menilai Panin Dana Likudi dapat mencetak return 6%-7%. “Produk ini lebih cocok untuk investor jangka pendek disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas investor,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto