Menilik Rencana Ekspansi Bisnis Cilacap Samudera (ASHA) usai IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) langsung tancap gas untuk ekspansi bisnis usai menggelar initial public offering (IPO).

Emiten ini memperoleh dana segar Rp 125 miliar. William Sutioso, Direktur Utama ASHA mengatakan, salah satu penggunaan dana yang diperoleh dari IPO adalah untuk akuisisi PT Jembatan Lintas Global.

Dia menjelaskan, akuisisi ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan pengolahan ikan. Jembatan Lintas Global memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan serta tersedianya SDM, serta akses langsung Ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. 


Baca Juga: Saham Cilacap Samudera (ASHA) Melonjak 35% pada Perdagangan Perdana

Selain itu, ASHA juga memiliki misi untuk pemberdayaan masyarakat pesisir dan perempuan sebagai wujud pembentukan kapasitas dan kesetaraan gender dalam unit pengolahan ikan perseroan.

“Pengolahan ikan memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan margin laba. Saat ini Jembatan Lintas Global telah membuka pasar ekspor untuk pengolahan ikan ke Australia dan dalam proses pasar benua Amerika," katanya, Jumat (27/5).

Lebih lanjut, Jembatan Lintas Global akan dikembangkan dalam pengelolaan Ikan dan import untuk pasar lokal ataupun re-ekspor. Pada Desember 2021, perseroan melalui afiliasinya telah memperoleh izin import untuk 1,000 Ton ikan. Dengan demikian, Perseroan ini memiliki spektrum penerimaan yang luas.

Baca Juga: Emisi IPO Capai Rp 18,3 Triliun, BEI Masih Kantongi 36 Calon Emiten di Pipeline

Sebagai antisipasi adanya rencana pemerintah Indonesia melakukan industrialisasi sektor perikanan dengan diberlakukannya kuota dalam penangkapan ikan terukur, maka perseroan ini juga telah mengajukan permintaan kuota di Maret 2022.

Dengan raihan dana IPO maka setoran modal ASHA mencapai Rp 200 miliar, sehingga memenuhi syarat yang diajukan pemerintah dalam permintaan kuota.

Sebagai informasi, integrasi ASHA dilakukan dari kapal perikanan, unit pengolahan ikan, pemasaran produk hasil ikan dan dockyard. Dockyard ini merupakan yang terbesar di Cilacap dengan fasilitas antara lain slipway: 1,500 DWT dengan sidetrack: 5 lini dengan masing-masing 100m, yang dapat digunakan untuk reparasi kapal dan pembangunan kapal baru, cold storage dan kapal penangkapan ikan, kapal kargo dan pengolahan ikan.

Baca Juga: Cold Storage di Pelabuhan Perikanan Cilacap bantu serap ikan tangkapan nelayan kecil

William menerangkan, melalui perusahaan afiliasi, melakukan pengelolaan pelabuhan (Port) dan kapal tanker sebagai pemasok bahan bakar ke kapal. Dimana ketersediaan BBM ini merupakan faktor penting dalam penangkapan ikan, pada saat ini, ketersediaan stasiun pengisian BBM di berbagai pelabuhan dan pendaratan di Indonesia baru sekitar 30% dari jumlah pelabuhan atau pendaratan ikan yang ada.

Dengan pengalaman 40 tahun di industri perikanan, ASHA telah membangun jejaring yang cukup luas, pada saat ini, secara aktif pelanggan lokal mencapai 383 Klien dan eksport 48 Klien. ASHA juga secara terus aktif mengembangkan produk-produk baru, pasar ekspor dan domestik yang belum tersentuh. 

"Meskipun pada saat ini pasar terbesar adalah ekspor mencapai 80%-90% namun di kemudian hari kami akan mengembangkan pasar lokal, karena seringkali pasar lokal memiliki harga yang lebih baik," pungkas William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati