Menilik Saham yang Terafiliasi Dengan Pasangan Capres dan Cawapres



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham emiten yang terafiliasi terlibat dalam tim kampanye pemilu masih belum bergairah. Pasalnya, sentimen pemilu ini dinilai hanya memberikan sentimen jangka pendek saja. 

Misalnya dari pasangan Anies-Muhaimin ada Jusuf Kalla sebagai pemilik PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK). Kemudian ada Jon Darmada selaku pendiri PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT).   

Di lingkaran Prabowo-Gibran mendapat sokongan dari Grup Bakrie yang sahamnya sudah menjamur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lalu ada Boy Thohir di Grup Adaro dan Erick Thohir di Grup Mahaka. 


Sementara di pusaran Ganjar-Mahfud ada Hary Tanoesoedibjo pendiri sekaligus pemilik perusahaan konglomerasi Grup MNC. Kemudian ada Sandiaga Uno pendiri Grup Saratoga dan Arsjad Rasjid pemimpin non-aktif Grup Indika. 

Baca Juga: BREN dan TPIA Berpeluang Masuk Indeks MSCI, Cermati Rekomendasi Saham BRPT

Oktavianus Audi, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai emiten yang terafiliasi pasangan calon presiden dan wakil presiden masih minim terkena sentimen pemilu. 

Dia bilang sejatinya harga saham akan mengikuti kondisi fundamental emiten tersebut. Jika ada kenaikan harga, Audi menilai itu hanya sentimen sesaat dan investor harus lebih hati-hati. 

"Itu hanya sentimen sesaat dan justru investor harus berhati-hati, jika volatilitas meningkat padahal kondisi fundamentalnya kurang baik," ucap Audi kepada Kontan, Kamis (25/1). 

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menuturkan sebelum ada kepastian siapa yang akan menang, sentimen pemilu ini hanya akan bertahan sebentar dan efeknya kecil. 

"Tentunya emiten yang terafiliasi paslon yang menang akan mendapat sentimen positif karena akan kebagian banyak proyek pemerintah. Ini pastinya akan mendongkrak kinerja juga," katanya. 

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Perdagangan Jumat (26/1)

Saham Tidak Likuid

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati mayoritas saham emiten yang terafiliasi tim kampanye paslon capres dan cawapres kurang likuid. 

Misalnya, saham-saham di Grup MNC seperti MSKY, IPTV, BCAP, BMTR, KPIG dan IATA masih kurang likuid. Namun untuk saham MNCN, Nafan menilai secara teknikal terbentuk pola lower low. 

"ABBA dan MARI juga hanya mengandalkan sentimen pemilu. Kalau sudah selesai sahamnya kembali tidak begitu likuid dan cenderung stagnan," jelas Nafan. 

Dia masih menilai saham Grup Adaro, yakni ADRO dan AMDR masih menarik untuk dicermati. Hal ini tidak terlepas dari sentimen kenaikan harga komoditas karena tensi geopolitik yang semakin memanas.

Baca Juga: MBMA, MTEL, PGEO, PTMP Resmi Masuk Indeks LQ45 Per Februari 2024

Sementara dari beberapa saham yang terafiliasi, Audi menilai SRTG dan MNCN masih bisa dicermati. Menurutnya, MNCN akan mendapat sokongan dari belanja iklan kampanye yang masif.

Untuk saham afiliasi Sandiaga Uno, Audi menilai portofolio SRTG berasal dari investasi pada saham blue chip dan growth stock-nya akan dapat meningkat seiring dengan potensi pelonggaran kebijakan moneter.

Kiwoom Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli SRTG dengan target harga Rp 2.240. Sementara itu, Audi merekomendasikan hold MNCN dengan target di Rp 440 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati