KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah merosot menuju level terlemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak krisis keuangan Asia 1998 karena kekhawatiran yang meningkat atas kondisi fiskal. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah sempat melemah hingga 0,5% ke level Rp 16.641 per dolar AS pada Selasa (25/3), level terlemahnya sejak Juni 1998. Rupiah telah merosot lebih dari 3% tahun ini, menjadikannya salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di pasar negara berkembang.
Terdepresiasinya rupiah juga membawa dampak bagi kinerja perusahaan tercatat yang ada di Bursa Efek Indonesia, tak terkecuali PT Astra International Tbk (ASII). Baca Juga: Pelemahan Daya Beli Jadi Tantangan Astra International Tbk (ASII) Head of Corporate Investor Relation ASII Tira Ardianti mengatakan pergerakan nilai tukar pasti berdampak pada keuangan perusahaan. Namun, Astra telah lama mengantisipasi hal ini, mengingat pelemahan rupiah bukanlah hal baru. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Astra telah mendiversifikasi portofolio bisnisnya, sehingga menciptakan lindung nilai alami atau natural hedge dalam menghadapi fluktuasi mata uang. "Astra memiliki eksposur terhadap rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) melalui kegiatan ekspor, termasuk di sektor otomotif dan komoditas," kata Tira kepada Kontan, Selasa (25/3). Dengan rasio ekspor yang sehat dan peningkatan kandungan lokal yang berkelanjutan, perusahaan memiliki perlindungan lebih dalam menghadapi tantangan ekonomi seperti pelemahan nilai tukar.
ASII Chart by TradingView