KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dewata Freight International Tbk (
DEAL) telah menyiapkan siasat untuk menghadapi tantangan yang dihadapi industri logistik pada tahun depan. Pasalnya, dengan diberlakukannya system
floating booking space di 2022 aktivitas bisnis DEAL akan terganggu khususnya bagi pelanggan baik secara
leadtime dan biaya logistik.
Corporate Secretary PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) Nur Hasanah mengungkapkan, dengan adanya system
floating booking space tentunya akan berdampak sangat besar bagi DEAL dan Perusahaan Logistik terintegrasi karena tidak ada jaminan ruang (
space) dan rencana booking untuk pengiriman kontainer antarpulau. "Sehingga berpotensi terhadap peningkatan tarif pengangkutan kontainer karena kontainer tersedia tetapi ruang di kapal tidak tersedia. Dampak tidak langsungnya maka adanya kemungkinan besar akan ada kenaikan harga komoditas," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/12).
Nurhasanah memaparkan, dampak sistem ini bagi aktivitas DEAL yang berfokus pada
freight forwarder sangat berdampak, karena hal ini sangat besar pengaruhnya ke pelanggan baik secara
leadtime dan biaya logistik.
Baca Juga: Dewata Freight (DEAL) masih optimistis bisa raih pertumbuhan 10% sepanjang tahun ini "Untuk hal tersebut DEAL sedang mengkaji untuk meningkatkan
value prepositions dalam bentuk
emerging business dengan model Integrated Logistics Services dan Integrated Project Management yang didukung oleh mitra digital," kata Nurhasanah. Maka dari itu, Nurhasanah mengharapkan, hal tersebut dapat melampaui perilaku transaksional yang bersifat konvensional dengan model '
customer-
supplier' sehingga upaya menyelaraskan tujuan bersama demi meningkatkan efisiensi,
sustainability, dan
customer experience dapat tercapai. Di tahun depan, manajemen DEAL melihat, kondisi logistik masih penuh dengan tantangan sampai dengan semester I 2022. Jika hasil kajian
emerging business atas model
Integrated Logistics Services dan
Integrated Project Management dapat terrealisasi dengan baik maka hal ini akan menjadi
Value Added yang dimiliki DEAL kepada pelanggannya.
Nurhasanah mengatakan, saat ini sedang membuka peluang untuk mitra digital yang tepat akan memungkinkan
co-creation berkelanjutan yang menyelaraskan transformasi digital dengan inovasi dalam
customer experience, kinerja operasi, dan strategi
sustainability. "Perseroan berpendapat transformasi digital di sisi lain akan menjadi hambatan berupa disrupsi dalam industri perkapalan dan logistik, tetapi juga merupakan peluang bagi kami untuk terus menata kembali model bisnis untuk masa depan yang lebih tangguh," tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .