Menilik strategi Wijaya Karya (WIKA) dalam menjaga likuiditasnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) siapkan beragam upaya guna menekan debt equity ratio (DER), salah satunya sangat berhati-hati dalam mengendalikan likuiditas perusahaan.

Mahendra Vijaya, Corporate Secretary WIKA mengatakan, saat ini perusahaan concern kepada proyek-proyek yang memiliki pola recycle cash flow yang cepat. "Dengan menjaga jangan sampai terjadi atau seminimal mungkin cash over run, sehingga memastikan likuiditas perusahaan terjaga dan tetap profitable di masa pandemi covid-19 ini," jelas Mahendra kepada kontan.co.id, Senin (10/8).

Mahendra menyatakan, rasio utang berbunga (gearing ratio) hingga semester I 2020 masih dalam kondisi yang sehat, yakni berada di level 1,2x. Sementara covenant (batas utang) perusahaan berada pada level 2,5x sehingga rasio utang masih jauh di bawah covenant.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) bidik kontrak baru senilai Rp 21 triliun hingga akhir 2020

"Setiap perusahaan konstruksi memiliki nilai ideal DER yang berbeda-beda tergantung batasan yang telah ditetapkan perbankan. Untuk WIKA, total hutang yang ditetapkan oleh perbankan untuk convenant berada pada level 3,5x dan DER pada level 2,6x," katanya.

Dia juga menyebut, perkiraan total hutang yang akan jatuh tempo di 2020 sebesar Rp 6 triliun sampai 6,5 trilun sedangkan sampai dengan kuartal I 2020 excess cash perusahaan masih ada lebih dari Rp 7,5 triliun. Jadi menurutnya hal tersebut masih aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .