Menilik Strategi ZYRX dan AXIO Hadapi Gempuran Produk Laptop Impor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar laptop di Indonesia saat ini dikuasai oleh produk-produk dari impor. Pelaku industri barang elektronik dalam negeri membutuhkan dukungan agar bisa bersaing menghadapi gempuran produk laptop impor.

Dengan membeli dan menggunakan produk lokal, akan mendorong pertumbuhan pabrik dan memperluas kapasitas produksi serta menambah tenaga kerja yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Emiten produsen perangkat teknologi dan laptop, PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) menyatakan kondisi pasar laptop di Indonesia memang masih didominasi oleh produk impor.


Sekretaris Perusahaan Zyrexindo Evan Jordan mengatakan, kondisi tersebut karena tidak bisa dipungkiri tingkat kepercayaan masyarakat terhadap merek laptop asing masih lebih tinggi dibandingkan merek Indonesia.

Baca Juga: Produk Impor Kuasai Pasar Laptop di Tanah Air, Begini Kata Tera Data Indonusa (AXIO)

"Oleh karena itu, untuk dapat bersaing dengan latop merek asing, maka produsen laptop merek Indonesia memiliki PR untuk membuktikan bahwa laptop merek Indonesia memiliki kualitas yang melampaui merek asing secara teknologi, daya tahan, maupun after sales service dengan harga yang masuk akal," kata Evan saat dihubungi KONTAN, Senin (29/1).

Tentunya, lanjut dia, untuk mencapai hal tersebut memerlukan sumber daya yang cukup. "Bagaimana untuk mendapatkan sumber daya yang cukup jika masyarakat belum memiliki tingkat kepercayaan yang cukup terhadap laptop merek Indonesia?," ungkapnya.

Evan menilai apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pemerintah harus memulai terlebih dahulu untuk menggunakan produk dalam negeri. Dengan demikian, pemerintah terlebih dahulu menjadi patron untuk masyarakat mencinta produk dalam negeri dan menghasilkan multiplier effect ke berbagai aspek.

Selain itu, kata Evan, ketika pemerintah membeli laptop merek Indonesia, tentu akan memberikan stimulus kepada produsen dalam negeri untuk dapat berinovasi dan mengembangkan produk yang akhirnya dapat menawarkan produk dengan kualitas dan harga yang dapat bersaing dengan merek asing. 

Evan memandang apabila tidak ada stimulus dari pemerintah, maka produsen laptop dalam negeri sebagai produsen laptop merek Indonesia tetap akan berupaya untuk memberikan produk dengan kualitas dengan harga yang terbaik untuk masyarakat.

"Hanya saja, pertumbuhan dan inovasi yang dapat kami lakukan pasti tidak akan secepat jika ada stimulus dari pemerintah dan pastinya sulit untuk mendominasi pasar dengan produk merek Indonesia," pungkas Evan.

Sebagai informasi, ZYRX memasang target optimistis tahun ini. Produsen laptop merek Zyrex ini menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 25% sampai  30% hingga akhir tahun. Adapun rasio pertumbuhan laba bersih akan dijaga di rentang 8%-10%.

Menurut ZYRX, tahun politik tidak terlalu berdampak terhadap penjualan ZYRX lantaran sebagian besar pelanggan ZYRX adalah perusahaan atau lembaga yang tidak dipengaruhi dengan iklim politik.

Walaupun penjualan PC dan laptop sempat menurun secara global pada 2022, ZYRX menilai prospek penjualan laptop di Indonesia masih akan terus bertumbuh. Hal ini mengingat tingginya tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia, ditambah dukungan pemerintah terhadap produk yang memiliki Tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Untuk merealisasikan target ini, ZYRX akan menjalin kerjasama dengan distributor-distributor baru, meningkatkan brand awareness, dan meluncurkan produk- produk baru yang sesuai kebutuhan pasar,  baik di segmen Business-to-Consumer (B2C), Business-to-business (B2B), dan Business-to-government (B2G).

Baca Juga: Begini Strategi Zyrexindo (ZYRX) Hadapi Gempuran Produk Laptop Impor

Tahun ini ZYRX menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 20 miliar. Capex ini akan digunakan untuk perluasan gudang dan fasilitas produksi. Capex akan dibiayai menggunakan kas internal dan dengan fasilitas bank.

Per akhir kuartal III-2023, ZYRX membukukan pendapatan Rp 230,78 miliar, naik 22,54% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu di angka Rp 188,32 miliar. Seluruh penjualan perangkat ZYRX dijual ke pasar dalam negeri.

Sementara itu, emiten yang bergerak di bidang perdagangan komputer dan perlengkapan komputer, PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO) memiliki strategi untuk bisa bertahan dan mampu bersaing dengan produk laptop merek asing.

Corporate Secretary AXIO Luhur Budiman mengatakan, cara Axio untuk bisa bertahan melawan serbuan dari merek-merek yang di luar negari adalah salah satunya bisa dilihat dari rekam jejak Axio yang telah hadir selama lebih dari 30 tahun dengan dimiliki dan dikelola oleh orang Indonesia.

Ia menuturkan, selain laptop merek Axio, tahun 1997 pihaknya juga sudah menciptakan brand memory bernama visipro yang menjadi pionir dan pertama kali di seluruh dunia untuk fasilitas garansi seumur hidup dan hampir diikuti oleh merek-merek memory lain yang ada di dunia saat ini.

"Salah satu strategi utama kami adalah dengan memberikan layanan purna jual, bukan sekadar merek saja. Prinsip kami life time partner konsumen kami. Jadi konsumen harus percaya bahwa adanya merek ini akan menjadi life time partner, seperti Visipro yang dari 1997 sampai saat ini masih ada," kata Luhur kepada KONTAN, Selasa (30/1).

Pada saat Axio dibangun 2004, kata dia, pihaknya mencanangkan strategi yang sama dengan produk Visipro. Axio akan menjadi produk dengan inovasi tinggi dan harga terjangkau.

Ia menerangkan, Axio harus menciptakan layanan purna jual yang prima. Sejak pertama kali Axio diciptakan, fokus Axio adalah membangun layanan purna jual yang ada di seluruh Indonesia.

"Hari ini tercatat sudah ada 31 cabang di Indonesia dengan produksi laptop kurang lebih 200 ribu unit per bulan, membangun jaringan purna jual service center lebih dari 174 titik di seluruh Indonesia," ujar Luhur.

Di tahun ini, Luhur menyampaikan Axio juga bekerja sama dengan pendidikan vokasi di Indonesia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) dengan transfer teknologi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membantu menjadi layanan titik drop point service center Axio bernama Axio Care SMK.

Dengan kerja sama tersebut, anak SMK bisa belajar teknologi laptop dan mendukung layanan purna jual untuk produk-produk Axio di daerah-daerah sekelilingnya.

Selain itu, cara lain yang dilakukan oleh Axio dengan melakukan kampanye brand untuk membeli produk-produk Indonesia. Kampanye dilakukan dengan cara kegiatan sosial di masyarakat, program link and match, kerja sama antara dunia industri dan dunia pendidikan sejak 10 tahun yang lalu, dan melakukan transfer teknologi ke ratusan SMK dan universitas di seluruh Indonesia.

Selain itu, Luhur menyampaikan salah satu bentuk kepercayaan yang dibangun kepada masyarakat Indonesia, sejak 2021 Axio sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan produk Axio, keuntungan dan manfaatnya akan kembali ke Indonesia.

Baca Juga: Zyrexindo Mandiri Buana (ZYRX) Bidik Kenaikan Pendapatan hingga 30% Tahun Ini

"Kami juga mengapresiasi pemerintah dengan dukungan persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk mengenal produk bangsa sendiri. Dengan dukungan TKDN, akhirnya produk dari bangsa Indonesia bisa digunakan oleh bangsanya sendiri," ungkap Luhur.

Menurut dia, bangsa yang besar dimulai dengan kampanye untuk menggunakan produk sendiri, Amerika Serikat misalnya sangat bangga menggunakan produknya sendiri, Korea dan Jepang adalah negara-negara yang bangga menggunakan produknya sehingga mereka bisa bertumbuh menjadi besar.

"Bangsa Indonesia mau besar harus belajar memberi kesempatan untuk produk-produk dalam negeri, salah satunya produk IT supaya dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia sendiri," pungkas Luhur.

Sebagai informasi, AXIO melaporkan per 30 September 2023 meraup laba periode berjalan sebesar Rp 89,46 milair, atau naik 71,1% dibanding akhir kuartal III 2022 yang tercatat sebesar Rp 52,563 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .