Menilik Upaya Fintech dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran lembaga keuangan, termasuk perusahaan fintech, dalam meningkatkan literasi keuangan sangat diperlukan. Pasalnya, peningkatan literasi bukan hanya tugas pemerintah maupun regulator. 

Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan indeks inklusi keuangan di Indonesia tahun 2024 meningkat menjadi 90%. Angka ini naik dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang menunjukkan indeks literasi dan inklusi keuangan baru 85,10%.

PT info Tekno Siaga (Adapundi), misalnya, berkomitmen meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda Indonesia. Sebab, peningkatan literasi keuangan pada akhirnya akan berdampak positif terhadap perkembangan bisnis perseroan. 


Oleh karena itu, selain memperkuat kerja sama dengan perbankan untuk penyaluran pembiayaan, Adapundi juga meningkatkan kegiatan edukasi untuk meningkatkan inklusi keuangan. Salah satunya dengan menggelar seminar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang bertajuk Kupas Tuntas Seluk Beluk Teknologi Keuangan Masa Kini pada 26 Juni 2024 lalu. Seminar diikuti 135 peserta.

Baca Juga: Bank Aladin Syariah Capai Total Pendapatan Meningkat 111%, Bukti Kinerja Kian Solid

Achmad Indrawan, Direktur Adapundi mengatakan, langkah tersebut merupakan salah satu upaya  perusahaan dalam mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai aspek fintech yang terus berkembang di Indonesia.

“Generasi muda adalah masa depan Indonesia, dan melalui pemahaman yang baik tentang teknologi keuangan, mereka dapat berkontribusi secara positif dalam pembangunan ekonomi,”kata dia dalam keterangannya resminya, Rabu (31/7).

Ia berharap kegiatan itu bisa meningkatkan literasi keuangan para generasi muda dan peserta bisa memahami kontribusi platform P2P terhadap perekonomian, khususnya bagi UMKM. Platform fintech sejatinya bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat.

"Penting bagi kita semua untuk memahami bagaimana teknologi keuangan dapat digunakan untuk mendukung UMKM dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Teknologi keuangan dalam bentuk P2P lending juga berguna untuk kehidupan sehari-hari jika digunakan dengan bijak," tambah Achmad Indrawan.

Baca Juga: Masyarakat Lebih Tertarik Berinvestasi dan Mengurangi Simpanan di Bank, Ada Apa?   Sebagai informasi, Adapundi adalah platform pinjaman tanpa jaminan yang berdiri sejak tahun 2020.  Perusahaan inimenyediakan pilihan pinjaman dari Rp100 ribu hingga Rp100 juta dengan tempo pelunasan mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk