KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gala menjadi aset kripto dengan kinerja paling apik sepanjang 2021. Melengkapi pada tiga besar, terdapat Axie Infinity (AXY) dan The Sandbox (SAND). Menariknya, tiga kripto tersebut justru tidak memiliki kapitalisasi yang besar. Tiga aset kripto dengan kapitalisasi terbesar, yakni Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Binance Coin (BNB) justru tertinggal jauh kinerjanya.
No | Aset Kripto | 31-Des-2020 | 31-Des-2021 | Perubahan |
1 | Gala (GALA) | 0,0014 | 0,46 | 32.757,14% |
2 | Axie Infinity (AXY) | 0,54 | 93,3 | 17.177,78% |
3 | The Sandbox (SAND) | 0,04 | 5,85 | 14.525,00% |
4 | Terra (LUNA) | 0,65 | 85,47 | 13.049,23% |
5 | Solana (SOL) | 1,51 | 170,3 | 11.178,15% |
6 | Binance Coin (BNB) | 38,14 | 518,06 | 1.258,31% |
7 | Ethereum (ETH) | 734,01 | 3.757,25 | 411,88% |
8 | Bitcoin (BTC) | 26.997 | 47.683,37 | 76,62% |
Sumber: Coinmarketcap
Memasuki 2022, Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar Christopher Tahir menyangsikan kelima kripto dengan kinerja terbaik pada 2021 tersebut bisa mengukir kinerja yang sama atau bahkan lebih baik.
Baca Juga: Hype NFT dan Metaverse di Industri Kripto Masih Akan Berlanjut pada Tahun Ini Salah satu penyebabnya adalah tahun 2022 yang diproyeksikan membawa Bitcoin kembali memasuki “crypto winter”. Crypto winter adalah kondisi yang terjadi ketika nilai aset kripto mengalami penurunan drastis di bawah nilai tren bullish normal. Hal ini umumnya terjadi ketika periode bull run telah terjadi lalu terdapat sentimen negatif. Sepanjang 2021, industri kripto memang mengalami periode bull run seiring beberapa aset kripto berhasil menembus level all time high. “Jika Bitcoin tahun ini benar memasuki crypto winter, maka aset kripto lainnya juga akan ikut tertekan. Belum lagi ketika para developer tidak berhasil merealisasikan janji mereka, maka tekanan terhadap aset tersebut bisa semakin besar,” jelas Christopher kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7).
Editor: Herlina Kartika Dewi