Menimbang dampak pemakzulan Trump terhadap pergerakan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Bank Indonesia (BI) menyatakan adanya pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tentu saja akan memengaruhi kondisi keuangan global termasuk nilai tukar. Meski begitu, ini tidak memberi dampak besar terhadap nilai tukar rupiah.

Dari hasil pantauan BI pun, hari ini terlihat bahwa pergerakan nilai tukar rupiah masih stabil. Bahkan, menurut Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), per 19 Desember 2019 rupiah masih diperdagangkan di Rp 13.983.

Baca Juga: Jelang penutupan, Rupiah melemah tipis 0,04% ke level Rp 13.993 per dolar AS


"Pengaruhnya ke suatu negara akan dipengaruhi seberapa baik ekonomi di suatu negara. Sementara di Indonesia masih cukup baik dan stabilitas terjaga sehingga dampaknya akan minim," kata Gubernur BI Perry Warjiyo pada Kamis (19/12) di Jakarta.

Selain itu, kondisi ekonomi Indonesia dipandang masih bisa bertahan dengan melihat kondisi inflasi yang rendah, nilai tukar yang masih bisa bergerak stabil, defisit neraca transaksi berjalan yang terjaga, surplus neraca modal yang besar, dan pertumbuhan ekonomi yang masih bisa di atas 5%.

Baca Juga: BI prediksi defisit transaksi berjalan 2019 sekitar 2,7% PDB

Dengan adanya kondisi ini pun, Perry menambahkan, Indonesia tidak hanya bisa bertahan di tengah gejolak akibat pemakzulan Trump, tetapi juga dengan kondisi lain yang terjadi di global, seperti hasil perundingan antara AS dan China serta kondisi politik seperti Brexit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli