Menimbang Daya Tarik Rights Issue Merdeka Copper Gold (MDKA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Emiten tambang emas dan tembaga ini berencana melakukan penawaran umum terbatas II (PUT II) sebanyak-banyaknya 1.206.000.000 saham dengan harga penerbitan Rp 2.830.

Hitungan Kontan.co.id, aksi korporasi ini bisa mendatangkan dana segar Rp 3,41 triliun. Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (21/12), MDKA berencana menggunakan seluruh dana hasil rights issue antara lain untuk kebutuhan likuiditas umum, belanja modal, dan modal kerja. Informasi final sehubungan dengan penggunaan dana akan diungkapkan dalam prospektus.

Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan penebusan hak, maka kepemilikannya akan terdilusi maksimum sebesar 5%. Lantas, apakah aksi rights issue ini menarik untuk ditebus oleh pemegang saham MDKA?


Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya menilai, aksi korporasi ini cukup menarik. Hal ini karena harga penebusannya yang cukup relatif jauh di bawah harga saat ini. Pada perdagangan Rabu (22/12), saham MDKA ditutup naik 2,65% ke level Rp 3.870. 

Baca Juga: BSI (BRIS) Siapkan Aksi Korporasi Tahun Depan, Simak Prospek Sahamnya

Meski demikian, tentu pemegang saham harus melihat terlebih dahulu berapa rasio saham baru yang didapat dari rights issue ini.

Pun, Timothy menilai prospek MDKA masih cukup atraktif. Produksi MDKA diperkirakan bakal kembali normal di tahun 2022, setelah produksinya menurun akibat insiden keretakan pada permukaan heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit. 

Proyeksi dia, produksi emas MDKA tahun depan seharusnya dapat melebihi dari target produksi yang dipasang tahun ini, yakni 120.000 ons troy (oz).

Dari sisi sektoral, Timothy menilai industri logam dasar (base metals) akan sangat menarik tahun depan. Meski tapering akan cenderung melemahkan posisi harga emas, terdapat faktor cost push inflation yang bisa menopang harga emas. Dus, seharusnya harga emas juga tidak akan terkoreksi terlalu dalam.

Di sisi lain, industri tembaga kemungkinan terpapar sentimen negatif dari masalah sektor properiy yang terjadi di China. Akan tetapi, prospek tembaga juga ditopang oleh pengembangan energi hijau, dimana tembaga juga digunakan untuk komponen panel surya, yang penggunaannya diproyeksikan semakin meningkat di kemudian hari.

Baca Juga: Kinerja Matahari Department Store (LPPF) Diprediksi Membaik, Ini Rekomendasi Sahamnya

Purchasing managers’ index (PMI) manufacturing di beberapa Negara juga sudah mulai bergerak ekspansif. Sehingga, seharusnya kegiatan manufaktur dan industri kembali meningkat yang bisa menjadi pendorong permintaan tembaga di tahun depan.

“Kalau kekhawatiran koreksi harga seharusnya masih bisa ditanggulangi, karena MDKA juga melakukan hedging emas dan tembaga, sehingga membatasi downside risk-nya,” terang Timothy kepada Kontan.co.id, Rabu (22/12).

Panin Sekuritas merekomendasikan beli saham MDKA dengan target harga Rp 4.100.

Editor: Tendi Mahadi